| dc.description.abstract | Kerbau lokal memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai ternak penghasil daging karena menghasilkan bobot karkas yang relatif lebih tinggi dibandingkan sapi, mampu tumbuh dan berkembang pada kondisi lingkungan ekstrim serta cukup efisien dalam mengubah pakan berkualitas rendah menjadi daging. Kemampuan ini menjadikan peternakan kerbau sangat baik untuk dikembangkan karena dengan input lebih kecil akan menghasilkan output lebih besar. Walaupun demikian, daging kerbau belum populer jika dibandingkan dengan daging sapi karena kerbau yang dipotong umumnya berasal dari ternak tua dan digunakan sebagai ternak pekerja sehingga daging yang dihasilkan tidak empuk, juiceness rendah dan flavornya kurang enak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur dan jenis kelamin terhadap gambaran histomorfologi dan sifat fisik daging kerbau. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Ruminansia Besar Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Sampel diperoleh dari 30 ekor daging kerbau yang berasal dari wilayah Pandeglang Banten. Pengamatan pada penelitian meliputi histomorfologi (diameter serabut otot, diameter fasikulus, ketebalan jaringan otot), dan analisis fisik (pH, daya mengikat air, daya iris, susut masak). Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap faktorial 2x5 dengan 3 ulangan. Faktor pertama jenis kelamin (jantan dan betina) dan faktor kedua umur (I0,I1,I2,I3,I4). Uji perbedaan Tukey dilakukan pada data yang berbeda nyata. | en |
