dc.description.abstract | Kelinci merupakan ternak yang mempunyai beberapa kelebihan daripada ternak lain, diantaranya memiliki daya adaptasi relatif tinggi, pakannya tidak bersaing dengan manusia, dan dapat tumbuh dengan cepat dengan efisiensi penggunaan pakan yang baik. Oleh karena itu, kelinci berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas kelinci adalah dengan seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan kriteria bobot sapih pada kelinci Rex dan Satin melalui seleksi. Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Ciawi, Bogor pada bulan April hingga Mei 2009. Ternak kelinci yang digunakan sebanyak 990 ekor kelinci Rex dan 602 ekor kelinci Satin. Data yang digunakan berasal dari data sekunder dari catatan tahun 2005 hingga 2008. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah bobot badan tiap minggu dari bobot lahir hingga bobot umur 6 minggu (sapih). Peubah yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada masing-masing generasi yang terdiri dari empat generasi, yaitu generasi ke-0 (tahun 2005), generasi ke-1 (tahun 2006), generasi ke-2 (tahun 2007), dan generasi ke-3 (2008). Kemajuan seleksi harapan bobot lahir kelinci Rex pada tahun 2005 hingga 2008 berturut-turut sebesar 0,9775 g; 4,5985 g; 3,7825 g; dan 4,3350 g. Kemajuan seleksi harapan bobot lahir kelinci Satin pada tahun 2005 adalah sebesar 2,1280 g, kemudian menurun pada tahun 2007 yaitu sebesar -1,9073 g. Kemajuan seleksi harapan bobot lahir kelinci Satin tahun 2007 dan 2008 adalah 4,1324 g dan 2,1457 g. Kemajuan seleksi harapan bobot sapih kelinci Rex pada tahun 2005 hingga 2008 adalah 103,8682 g; 123,3580 g; 95,5062 g; dan 104,7100 g. kemajuan seleksi harapan bobot sapih kelinci Satin tahun 2005 hingga 2008 adalah 55,5454 g; 68,3997 g; 108,1874 g; dan 56,1699 g. | en |