dc.description.abstract | Pemerintah telah mencanangkan program otonomi daerah di berbagai daerah di Indonesia. Adanya otonomi daerah ini menyebabkan daerah-daerah di Indonesia harus bersaing untuk tetap dapat mempertahankan eksistensinya, diantaranya adalah dengan cara meningkatkan pendapatan daerah. Tidak dapat dipungkiri hal ini membawa pengaruh yang cukup signifikan pada tingkat persaingan bisnis, termasuk diantaranya persaingan bisnis di sektor agribisnis. PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan perusahaan agribisnis yang tumbuh sangat cepat perlu mengambil langkah-langkah tepat dalam menghadapi persaingan. Selain teknologi, faktor kualitas sumberdaya manusia juga memegang peranan penting dalam keunggulan bersaing. Salah satu upaya memenuhi kebutuhan para karyawan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia ialah dengan penerapan teknik peningkatan kualitas kehidupan kerja atau yang dikenal dengan istilah Quality of Work Life (QWL). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan penerapan faktor-faktor Quality of Work Life dengan kinerja karyawan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya divisi Agrowisata. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan, wawancara, dan hasil pengisian kuesioner. Pengambilan sampel dengan teknik Proportional Sampling. Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif, dan uji korelasi Rank Spearman dibantu dengan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS versi 15.0 for Windows. Faktor-faktor QWL adalah sistem imbalan yang memadai, partisipasi dalam pemecahan masalah, restrukturisasi kerja, kondisi lingkungan kerja yang aman dan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah inisiatif dan kreativitas, tanggung jawab, ketelitian/kerapian, kerjasama serta kedisiplinan. Faktor QWL yang mempunyai hubungan paling kuat dengan kinerja adalah kondisi lingkungan kerja yang aman. Sedangkan faktor QWL yang mempunyai hubungan paling rendah dengan kinerja adalah sistem imbalan yang memadai. | en |