Show simple item record

dc.contributor.authorElhusni, Levi
dc.date.accessioned2013-04-19T07:52:33Z
dc.date.available2013-04-19T07:52:33Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62613
dc.description.abstracte-Government merupakan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menganggap perlu dilakukannya kajian mengenai bagaimana arsitektur penerapan manajemen ketahanan pangan dengan e-government. Kajian tersebut sangat bermanfaat dalam pertimbangan pengambilan keputusan guna melaksanakan e-government yang maksimal terkait ketahanan pangan di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini merumuskan masalah pada “Bagaimana cetak biru yang sebaiknya digunakan Badan Ketahanan Pangan Jawa Timur untuk menerapkan egovernment dalam Manajemen Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur?”. Dengan menggunakan metode deskriptif dan metode Perencanaan Arsitektur Enterprise, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan cetak biru tingkat tinggi yang berbiaya efektif dan merupakan solusi berjangka panjang. Berdasarkan penelitian, arsitektur aplikasi e-government terkait ketahanan pangan yang disebut Sistem Informasi Pangan Terpadu (SIPT) sebaiknya dibuat dengan berbasis website, sehingga dapat memenuhi tiga model penyampaian informasi yaitu Government to Citizen atau Government to Customer, Government to Business, serta Government to Government. Pada analisis pengguna, disarankan terdapat empat kelompok pengguna yaitu administrator provinsi, administrator kota/kabupaten, administrator dinas terkait, dan pengguna biasa. Situasi ketersediaan pangan hingga tahun 2007 digunakan sebagai dasar perencanaan pangan dalam menetapkan sasaran ketersediaan, produksi, dan konsumsi pangan menuju ideal (skor PPH 100) sehingga tercipta ketahanan pangan. Dari segi arsitektur data dan informasi, dalam SIPT sangatlah penting ditampilkan data dan informasi terkait PPH, evaluasi skor dan komposisi PPH, proyeksi skor dan komposisi PPH, proyeksi ketersediaan pangan, proyeksi produksi pangan, dan implikasi manajerial yang dihasilkan dalam masing-masing kondisi. Arsitektur teknologi SIPT yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan sistem operasi, perangkat keras, dan perangkat lunak yang digunakan, keamanan, manajemen data, serta dilakukan pengujian aplikasi. Adapun urutan yang disarankan untuk pembuatan SIPT adalah : (1) Membuat aplikasi untuk menampilkan Neraca Bahan Makanan, PPH, Sasaran PPH, Sasaran Ketersediaan Pangan, Sasaran Produksi Pangan, Kewaspadaan Pangan, Potensi Lahan Pertanian, dan Kebutuhan Lahan; (2) Membuat aplikasi untuk menampilkan Harga Pangan Tingkat Produsen, Harga Pangan Tingkat Konsumen, dan Sistem Distribusi Pangan; (3) Membuat aplikasi untuk menampilkan Kebijakan Pembangunan Pangan yang berisikan informasi Kebijakan Anggaran dan Kebijakan Pengadaan Pangan; (4) Membuat aplikasi untuk menampilkan Situasi Konsumsi Pangan, Sasaran Konsumsi Pangan, Katalog Pangan Lokal/Tradisional/Khas Setempat; (5) Membuat aplikasi penunjang lainnya. Sumberdaya manusia merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan SIPT selain faktor penentu sukses lainnya seperti ketersediaan dukungan dan komitmen semua pihak, serta kesiapan anggaran.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleSistem Informasi Manajemen pada Penerapan e-Government terkait Ketahanan Pangan (Studi Kasus Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur)en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record