Kajian Optimalisasi Distribusi Sayuran pada PT. X
Abstract
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan juga diikuti dengan peningkatan pertumbuhan pada sub sektor hortikultura khususnya komoditi sayuran sebesar 7,18 persen. Peningkatan tersebut bersumber dari ekspor sayuran yang meningkat sebesar 5,17 persen tahun 2008 dan konsumsi masyarakat terhadap sayuran sebesar 1,03 persen tahun 2008. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pelaku usaha sayuran dalam memenuhi permintaan pasar tersebut. Sifat sayuran yang tidak tahan lama membuat faktor distribusi berperan sangat penting dan berpengaruh dalam usaha sayuran. Pendistribusian yang tidak optimal akan menyebabkan ketidakefisienan biaya distribusi sehingga sangat diperlukan optimalisasi distribusi. PT. X merupakan perusahaan agribisnis yang menghasilkan sayuran berkualitas dengan penggunaan sistem budidaya modern seperti hidroponik dan aeroponik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk (1) menganalisis sistem distribusi yang dilakukan oleh PT. X dan (2) menganalisis alokasi distribusi optimal sayuran pada PT. X. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Dalam menganalisis sistem distribusi yang dilakukan PT. X, digunakan analisis deskriptif, sedangkan untuk menganalisis alokasi distribusi optimal sayuran pada PT. X menggunakan analisis kuantitatif yaitu model transportasi pada linear programming dengan bantuan software Linear Interactive and discrete Optimizer (LINDO) dan bantuan microsoft Excel. Persamaan dari model transportasi yaitu minimalisasi fungsi Z = 823X11 + 503X12 + 401X13 + 372X14 + 355X15 + 492X16. Berdasarkan hasil penelitian, sistem distribusi yang dilakukan oleh PT. X dimulai dari kebun PT. X yang berada di Cianjur dilanjutkan dengan proses distribusi sayuran ke kantor PT. X yang berada di Jakarta Pusat dan didistribusikan ke tiap pelanggan oleh staff pengiriman. Hasil analisis primal menyatakan adanya penyimpangan antara alokasi distribusi aktual dengan alokasi distribusi optimal. Total penyimpangan per hari yang terjadi pada tahun 2009 sebesar 10,19 kg atau 3.201,03 kg (3,2 ton) per tahun 2009. Namun, penyimpangan tersebut tidak menunjukkan adanya penyimpangan pada biaya distribusi. Biaya distribusi yang dikeluarkan oleh PT. X masih dalam batas optimal yaitu sebesar Rp. 149.505.153 selama tahun 2009. Hasil analisis dual menunjukkan kelompok 1 memiliki nilai dual price terbesar yaitu Rp. 823 dan nilai dual price terkecil terdapat pada kelompok 5 yaitu Rp. 355. Hasil analisis sensitivitas biaya distribusi menunjukkan tiap kelompok memiliki nilai allowable increase sebesar infinity dan nilai allowable decrease berturut-turut yaitu Rp. 823, Rp. 503, Rp. 401, Rp. 372, Rp. 355, dan Rp. 492. Hasil analisis sensitivitas kendala penawaran dan permintaan menunjukkan kendala penawaran memiliki nilai allowable increase sebesar infinity dan nilai allowable decrease sebesar 0 kg. Pada kendala permintaan, nilai allowable increase tiap kelompok yaitu 0 kg dan nilai allowable decrease dengan nilai terbesar terdapat pada kelompok 5 sebesar 202,17 kg dan nilai terkecil terdapat pada kelompok 6 yaitu 66,43 kg.
Collections
- UT - Management [3459]