Formula Biskuit Kaya Protein Berbasis Spirulina dan Kerusakan Mikrobiologis Selama Penyimpanan
Date
2013Author
Sari, Oktarina Fajar
Setyaningsih, Iriani
Trilaksani, Wini
Metadata
Show full item recordAbstract
Biskuit merupakan salah satu makanan ringan atau jajanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, biskuit komersial yang beredar di pasaran memiliki kandungan gizi yang kurang seimbang. Kandungan protein biskuit relatif rendah, sedangkan karbohidrat dan lemak cukup tinggi. Inovasi produk biskuit perlu dilakukan untuk meningkatkan kandungan gizi dari biskuit tersebut, terutama kandungan protein sebagai upaya mengatasi permasalahan kurang energi protein (KEP) yang masih dihadapi masyarakat Indonesia. Peningkatan kandungan gizi biskuit dapat dilakukan dengan cara menambahkan bahan pangan tertentu yang memiliki kandungan gizi tinggi. Spirulina merupakan mikroalga memiliki kandungan protein tinggi (50%-70%) yang dapat digunakan sebagai suplemen makanan (food supplement). Penambahan Spirulina pada pembuatan biskuit diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi biskuit melalui keunggulan-keunggulan Spirulina. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan formula terbaik biskuit berbasis Spirulina, membandingkan kandungan gizi makro dan antioksidan, serta kerusakan mikrobiologis selama penyimpanan pada biskuit yang ditambah Spirulina dengan kontrol (tanpa penambahan Spirulina). Penelitian terdiri dari tiga tahap, tahap pertama yaitu penentuan formula terbaik biskuit berbasis Spirulina komersial. Pembuatan biskuit Spirulina menggunakan tiga formulasi yaitu penambahan S. platensis sebanyak 4 gram (P1), 6 gram (P2), dan 9 gram (P3). Penentuan formula biskuit terpilih berdasarkan nilai hedonik dan aktivitas antioksidan. Tahap kedua yaitu kultivasi Spirulina. Tahap ketiga yaitu pembuatan biskuit kontrol dan biskuit formula terbaik berbasis Spirulina kultivasi. Biskuit terpilih kemudian dianalisis proksimat, antioksidan, dan dihitung angka kecukupan gizi (AKG), serta dibandingkan dengan biskuit tanpa penambahan Spirulina (kontrol). Biskuit disimpan pada suhu ruang dengan kemasan plastik jenis High Density Polyethylen (HPDE) selama satu bulan. Analisis yang dilakukan selama penyimpanan meliputi Total Plate Count (TPC) dan pengukuran aktivitas air (aw). Formula biskuit terpilih yaitu biskuit dengan penambahan Spirulina 9 gram yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi. Kadar abu biskuit Spirulina yaitu 3,81% (bk), protein 13,28% (bk), dan lemak 7,49% (bk), sedangkan biskuit kontrol memiliki kadar abu 2,61% (bk), protein 9,36% (bk), dan lemak 7,42% (bk). Aktivitas antioksidan biskuit kontrol pada nilai IC50 yaitu 9283 ppm, sedangkan pada biskuit Spirulina 8017 ppm. Penambahan Spirulina memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kadar protein dan abu biskuit (P<0,05). Selama penyimpanan, total mikroba dan aktivitas air biskuit Spirulina dan biskuit kontrol mengalami peningkatan yang tidak signifikan. Pada akhir masa simpan, kadar aw pada masing-masing biskuit kontrol dan biskuit Spirulina yaitu 0,607 dan 0,558, sedangkan total mikroba yaitu 4,8x103 cfu/g (3,68 log) dan 6,8x103 cfu/g (3,83 log). Total mikroba tersebut masih berada dibawah batas standar maksimum, yaitu 1x104 cfu/g.