Show simple item record

dc.contributor.advisorMulyorini R
dc.contributor.advisorSugiarto
dc.contributor.authorTimurti, Betty Cahya
dc.date.accessioned2013-02-05T06:40:14Z
dc.date.available2013-02-05T06:40:14Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60333
dc.description.abstractDeterjen merupakan salah satu produk pembersih yang banyak dimanfaatkan pada kegiatan pembersihan untuk laundry, alat-alat rumah tangga, transportasi, kegiatan komersial dan industri metal. Penggunaaan deterjen memiliki kaitan erat dengan keadaan ekosistem perairan. Permasalahan lingkungan terutama pada ekosistem perairan akibat penggunaan deterjen diharapkan dapat teratasi dengan pembuatan deterjen menggunakan komponen penyusun yang mudah didegradasi oleh alam. Daya kerja yang baik belum cukup bagi deterjen cair yang ditujukan untuk keperluan komersil. Penampilan fisik juga perlu diperhatikan untuk meningkatkan daya jual. Deterjen dengan viskositas tinggi lebih disukai konsumen karena mereka beranggapan bahwa semakin tinggi viskositas semakin baik daya bersihnya. Oleh karena itu, selain menambahkan MES dalam formulasi deterjen, penelitian ini juga menambahkan gelatin yang bertujuan untuk meningkatkan viskositas deterjen yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi Metil Ester Sulfonat (MES) dan gelatin terbaik dalam formulasi deterjen cair dan mengetahui karakteristik fisikokimia serta kinerja deterjen cair yang dihasilkan. Konsentrasi terbaik ditentukan berdasarkan sifat fisikokimia dan kinerja deterjen cair yang dihasilkan serta berdasarkan perbandingan dengan produk-produk komersial. Pengukuran sifat fisikokimia meliputi pH, viskositas, bobot jenis dan stabilitas emulsi. Sedangkan pengukuran kinerja dari deterjen cair yang dihasilkan meliputi daya pembusaan, stabilitas busa dan daya deterjensi. Penelitian ini diawali dengan pembuatan surfaktan MES, dengan mereaksikan metil ester dengan NaHSO3 pada suhu 100 oC dan waktu reaksi 4,5 jam. Selanjutnya dilakukan pembuatan deterjen cair dengan menambahkan konsentrasi MES 9%,11% dan 13% (b/b) dan gelatin dengan konsentrasi 0%,1%,1,5% dan 2% (b/b). Blanko dibuat tanpa menambahkan konsentrasi MES dan gelatin dalam formulasi. Pengambilan keputusan sampel terbaik dilakukan menggunakan program criterium decision plus (CDP). Pada tahap akhir dilakukan pengukuran karakteristik fisikokimia dan kinerja deterjen cair komersial sebagai pembanding. Berdasarkan hasil pengukuran sifat fisikokimia, didapatkan nilai pH pada kisaran 4,11 – 7,46; bobot jenis 0,9795–1,1288 g/ml; viskositas 19,125- 356,250 cp; dan stabilitas emulsi 63,61-81,70%. Sedangkan pengukuran kinerja deterjen menghasilkan daya pembusaan pada kisaran 200-310 ml; stabilitas busa 0,6428-0,9643; dan daya deterjensi 35-53 FTU. Keputusan yang diambil menggunakan program CDP menghasilkan sampel terbaik adalah sampel P3S2 (konsentrasi MES 11% dan gelatin 1,5%). Karakteristik fisikokimia sampel tersebut telah memenuhi standar SNI, yaitu dengan pH 7,45, bobot jenis 1,0928 g/ml, viskositas 135,625 cp, daya pembusaan 265 ml, stabilitas busa 0,8864 dan daya deterjensi 50 FTU Turbidity.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titlePengaruh Konsentrasi Gelatin dan Metil Ester Sulfonat (MES) dalam Formulasi Deterjen Cair.en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record