Potensi Bogor Sebagai Wilayah Penyerapan Karbon Dioksida (CO2).

Abstract

Emisi CO2 yang semakin meningkat setiap tahun sangat mengkhawatirkan kondisi bumi untuk masa yang akan datang. Pemanasan global dapat mencairkan bongkahan es yang berada di bagian kutub bumi sehingga seluruh permukaan air laut di dunia akan semakin tinggi. Permukaan air laut yang semakin tinggi dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil dan mengurangi luasan daratan. Selain itu, perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global dapat berdampak buruk bagi pola pertanian Indonesia. Petani Indonesia yang mengandalkan pertanian sawah yang bergantung pada musim hujan akan kesulitan mencari air untuk mengairi sawah karena suhu bumi yang panas akan mengeringkan air permukaan. Bogor yang masih memiliki wilayah hutan, sawah, perkebunan, dan lahan hijau lainnya yang cukup luas, diharapkan dapat ikut berperan serta dalam membantu Indonesia menuju perdagangan karbon dunia. Perdagangan karbon merupakan pasar internasional untuk membantu membatasi peningkatan CO2 di atmosfer, dimana negara-negara maju (penghasil emisi terbesar) membayarkan sejumlah kompensasi terhadap negara-negara yang masih memiliki wilayah hutan yang cukup luas (penghasil emisi rendah) guna menyerap CO2 yang dihasilkan oleh negaranegara maju. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung potensi penyerapan CO2 di wilayah Bogor dan membandingkannya dengan proyeksi emisi CO2 yang dihasilkan di wilayah Bogor; dan membuat sebuah model perhitungan potensi penyerapan CO2 di suatu wilayah. Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari lapangan dengan mengadakan beberapa macam pengukuran dan perhitungan guna mendapatkan data kandungan biomassa suatu tanaman. Sedangkan data sekunder mengenai besar kandungan biomassa, karbon, atau CO2 yang dapat diserap dalam suatu wilayah tertentu diperoleh dari beberapa referensi. Setelah mendapatkan semua data yang dibutuhkan, maka selanjutnya data-data tersebut diolah menggunakan personal computer. Pendugaan kemampuan wilayah Bogor dalam menyerap CO2 adalah sebesar 0,48 x 108 ton hingga 0,52 x 108 ton CO2 per tahun. Secara neto, wilayah Bogor saat ini berperan sebagai source CO2 dalam perdagangan karbon dunia. Ini dikarenakan proyeksi jumlah CO2 yang dihasilkan pada tahun 2009 jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah CO2 yang dapat diserap oleh wilayah Bogor, yaitu sekitar 55,31 x 108 ton CO2. Model perhitungan untuk menduga kemampuan suatu wilayah dalam menyerap karbon dioksida (CO2) telah dibuat dalam program Microsoft Office Excel 2007.