Show simple item record

dc.contributor.advisorBantacut,Tajuddin
dc.contributor.advisorAndes Ismayana M.T.
dc.contributor.authorHendrarti, Astri Kania
dc.date.accessioned2013-02-04T03:17:07Z
dc.date.available2013-02-04T03:17:07Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60288
dc.description.abstractIndustri bioetanol di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan. Perkembangan ini ditunjukkan dengan didirikannya beberapa industri bioetanol walaupun masih dalam skala kecil. Proses hulu hingga hilir, seperti kapasitas produksi, peralatan yang digunakan hingga penanganan limbah, mulai dimodifikasi agar industri skala kecil ini layak untuk dikembangkan. Modifikasi proses pembuatan bioetanol, melibatkan suhu dan tekanan yang relatif tinggi, yang beresiko menimbulkan kecelakaan pada pekerja. Faktor K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) harus dipertimbangkan dalam proses produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bahaya, tingkatan resiko dan penanganan bahaya yang tepat pada industri kecil dan menengah bioetanol. Penilaian resiko yang akan dilakukan menggunakan 3D model, dimana hasil perhitungan nilai resiko (ExLxK) adalah hasil perkalian nilai paparan (E), peluang (L), dan konsekuensi (K). Hasil perkalian tersebut akan menentukan tingkat resiko dan cara pengendalian yang sesuai berdasarkan literatur dan kondisi di lokasi. Proses persiapan bahan baku antara lain mencakup aktivitas pencucian, pengecilan ukuran dan pemasakan. Masing-masing aktivitas memiliki bahaya dan resiko. Pada proses pencucian terdapat bahaya terkena cipratan air pencucian. Nilai resiko pada bahaya ini adalah 8, dimana nilai menunjukkan tingkat resiko sedang. Proses pengecilan ukuran mempunyai lebih dari satu bahaya. Bahaya tergores atau tersayat pisau pemotong pada crusher. Nilai resiko bahaya ini adalah adalah 10, dengan tingkat resiko sedang. Bahaya lain pada proses pengecilan ukuran adalah kebisingan. Kebisingan ini berasal dari crusher. Bahaya kebisingan memiliki nilai resiko 14, tingkat resiko tinggi. Penggunaan listrik pada crusher menyebabkan ada bahaya tersengat aliran listrik. Bahaya ini memiliki nilai resiko 4, yang artinya tingkat resiko sedang. Proses pemasakan termasuk tahapan produksi yang banyak menggunakan suhu tinggi dan bahan kimia seperti alpha amilase dan gluko amilase. Suhu yang digunakan pada proses pemasakan mencapai 90°C. Bahaya ini menunjukkan tingkat resiko sedang, dengan nilai resiko 10. Lingkungan dengan suhu tinggi mengakibatkan tidak optimalnya pekerjaan yang dilakukan. Bahaya ini memiliki nilai resiko 14, tingkat resiko tinggi. Bahan kimia yang digunakan dalam proses ini adalah enzim alpha amilase dan gluko amilase. Tingkat resiko pada bahaya ini adalah rendah, dengan nilai resiko 2. Peluang bahaya kebakaran atau ledakan di proses ini tidak besar. Bahaya ini memiliki tingkat resiko tinggi dengan nilai resiko 13. Proses fermentasi tidak memiliki bahaya antara lain terkena benda panas, lingkungan suhu tinggi, bahaya biologis dari S. cerevisae, polusi dari limbah dan keluarnya produk samping seperti CO2. Tingkat resiko masing-masing bahaya bersifat sedang, dengan nilai resiko antara 3-4, kecuali untuk bahaya lingkungan pada suhu tinggi. Bahaya ini memiliki nilai resiko 2, hal ini menunjukkan tingkat resiko rendah.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Industri Kecil dan Menengah Bioetanol di Jampangkulon, Sukabumi.en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record