Show simple item record

dc.contributor.advisorDewi, Farida Ratna
dc.contributor.authorPrastyo, Mihror Dendi
dc.date.accessioned2012-10-29T07:33:27Z
dc.date.available2012-10-29T07:33:27Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58137
dc.description.abstractPrivatisasi merupakan program utama yang sedang dilakukan pemerintah dalam membenahi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bank Dunia menilai bahwa para birokrat (pemerintah) tidak mampu mengelola bisnis dengan baik, hal tersebut disebabkan karena mereka mengahadapi kontradiksi, yaitu apakah mereka berperan sebagai pemain bisnis atau sebagai pelayan publik. Wijaya Karya merupakan BUMN bidang konstruksi yang diprivatisasi melalui IPO pada tahun 2007. Privatisasi yang dilakukan perseroan bertujuan untuk memperkuat struktur modal agar dapat meluaskan operasi usahanya hingga ke-luar negeri sesuai dengan visi misi Wijaya Karya. Privatisasi yang dilakukan telah sesuai dengan arsitektur strategi perusahaan untuk mencapai Visi Wijaya Karya. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan Wijaya Karya sebelum dan sesudah privatisasi melalui IPO. (2) Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan pada rata-rata kinerja keuangan Wijaya Karya setelah perseroan diprivatisasi melalui IPO. (3) Bagaimana perbandingan kinerja keuangan Wijaya Karya terhadap BUMN lain pada industri sejenis yang sudah diprivatisasi melalui IPO Penelitian ini termasuk dalam metode penelitian deskriptif komparatif yang bersifat ex post facto. Peneliti membandingkan kinerja keuangan perseroan empat tahun sebelum dan sesudah privatisasi, yang dimulai sejak tahun 2003 hingga tahun 2011, kinerja keuangan yang diukur sesuai keputusan Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002 tentang tata cara pengukuran tingkat kesehatan BUMN di Indonesia. Adapun kinerja keuangan yang diukur tersebut menggunakan kinerja profitabilitas (ROA dan ROE), likuiditas (Cash Ratio dan Current Ratio), aktivitas (Total Asset Turnover dan Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset), serta solvabilitas (Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Asset). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis trend dan uji Paired-Samples t Test. Berdasarkan hasil penelitian, Kondisi rata-rata Return On Equity Wijaya Karya menurun 5,02% setelah perseroan diprivatisasi, dan Return On Assets terdapat kenaikan 3,37%, Pada Cash Ratio terjadi kenaikan sedangkan pada rata-rata Current Ratio juga terjadi kenaikan sebesar 3,33%. Pada rata-rata Total Asset Turn Over mengalami penurunan sebesar 21,39%, berbeda dengan Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset yang justru mengalami kenanikan setelah privatisasi. Sedangkan kinerja solvabilitas yang diukur melalui rata-rata Debt Equity Ratio dan Debt Total Assets, keduanya mengalami penurunan setelah diprivatisasi, untuk Debt Equity Ratio turun sebesar 242,12% dan Debt Total Assets turun 10.18%. Untuk lebih memperkuat apakah perubahan kinerja keuangan tersebut dipengaruhi oleh adanya privatisasi, maka dilakukan uji Paired-Samples t Test. Hasil dari uji tersebut untuk kinerja profitabilitas diproksikan melalui dua pengukuran, yaitu Return On Equity dan Return On Assets. Terdapat penurunan yang signifikan terhadap Return On Equity sesudah privatisasi, sedangkan pada Return On Assets tidak terdapat kenaikan yang signifikan. Pada kinerja Cash Ratio terjadi kenaikan yang signifikan, sedangkan pada Current Ratio penurunan yang terjadi tidak signifikan. Pada kinerja Total Assets Turn Over terdapat penurunan yang signifikan, dan pada Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset terjadi kenaikan yang signifikan sesudah privatisasi. Hasil dari kinerja profitabilitas diproksikan dengan dua pengukuran, yaitu Debt Equity Ratio dan Debt to Total Assets menunjukkan hasil yang sama. Terdapat penurunan yang signifikan terhadap tingkat Debt Equity Ratio dan Debt to Total Assets. Rata-rata Return On Equity Wijaya Karya menempati posisi terendah baik sebelum maupun setelah perseroan diprivatisasi terhadap BUMN pada industri sejenis lainnnya. Sedangkan pada Return On Assets, posisi Return On Assets Wijaya Karya setelah privatisasi memiliki nilai yang paling tinggi. Rata-rata Cash Ratio dan Current Ratio Wijaya Karya setelah privatisasi nilainya paling tinggi dibandingkan BUMN lainnya pada industri sejenis. Rata-rata Total Assets Turn Over Wijaya Karya setelah privatisasi nilainya lebih rendah dibandingkan Adhi Karya, akan tetapi lebih tinggi dibandingkan Pembangun Perumahan. Urutan tersebut juga sama pada rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset. Penurunan nilai rata-rata Debt Equity Ratio dan Debt to Total Assets setelah privatisasi, menjadikan Wijaya Karya memiliki nilai rata-rata terendah dibandingkan perseroan lainnya.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Kinerja Keuangan BUMN yang Melakukan Privatisasi Melalui IPO (Studi Kasus: PT. Wijaya Karya)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record