Show simple item record

dc.contributor.advisorSetyaningsih, Iriani
dc.contributor.advisorBintang, Maria
dc.contributor.authorMadina, Nur
dc.date.accessioned2012-10-11T07:46:26Z
dc.date.available2012-10-11T07:46:26Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57806
dc.description.abstractSpirulina fusiformis merupakan varian dari mikroalga Spirulina sp. Mikroalga Spirulina lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena kandungan nutrisi di dalamnya yang lengkap serta daya cerna yang lebih besar dibandingkan mikroalga jenis lainnya. Spirulina dapat menghasilkan pigmen biru yang disebut fikosianin. Biomasa Spirulina maupun fikosianin dinyatakan memilki banyak komponen teraupetik (senyawa obat). Penggunaan obat sintetik antidiabetes menyebabkan efek samping berupa kembung, diare, dan kram usus. Oleh karena itu, diperlukan alternatif berupa substansi alam yang mempunyai aktivitas antihiperglikemik. Tujuan penelitian ini adalah menentukan umur panen Spirulina fusiformis dengan kadar fikosianin tertinggi serta menguji potensinya sebagai antihiperglikemik pada tikus Sprague Dawley. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap meliputi kultivasi Spirulina fusiformis, produksi biomasa, ekstraksi fikosianin menggunakan air. Pengujian aktifitas antihiperglikemik dilakukan dengan tes toleransi glukosa oral. Analisis yang dilakukan meliputi pengukuran biomasa Spirulina, fikosianin, dan kadar glukosa darah tikus yang diukur pada selang waktu 0, ½, 1, 2, dan 3 jam. Dosis yang digunakan yaitu dosis 0,30 mg/g BB tikus dan 0,15 mg/g BB tikus, sedangkan kontrol positif adalah obat Acarbose (Glucobay) dosis 0,001 mg/g BB tikus, dan kontrol negatif adalah larutan sukrosa 80% b/v. Kurva pertumbuhan Spirulina fusiformis meliputi fase lag pada umur 0-7 hari; fase logaritmik pada umur 8-31 hari; fase deklinasi pada umur 32-34 hari; fase stasioner pada umur 35-75 hari; dan fase kematian mulai umur 76 hari. Kadar fikosianin pada umur panen 8, 15, 31, 35, dan 75 hari berturut-turut adalah 5,850%, 6,717%, 7,969%, 8,102%, dan 8,204%. Kadar fikosianin tertinggi diperoleh dari biomasa pada fase stasioner dengan umur panen 75 hari. Kadar glukosa darah tikus yang diberi biomasa 0,15 mg/g BB pada awal (0 jam), setelah ½, 1, 2, dan 3 jam berturut-turut sebesar 72,8, mg/dl, 97,6 mg/dl, 112,8 mg/dl, 80,0 mg/dl, dan 73,4 mg/dl, sedangkan yang diberi biomasa 0,30 mg/g BB pada awal awal (0 jam), setelah ½, 1, 2, dan 3 jam berturut-turut sebesar 72,8, mg/dl, 91,8 mg/dl, 99,8 mg/dl, 86,0 mg/dl, dan 73,4 mg/dl. Kadar glukosa darah tikus yang diberi fikosianin 0,15 mg/g BB pada awal (0 jam), setelah ½, 1, 2, dan 3 jam berturut-turut sebesar 72,8 mg/dl, 98,0 mg/dl, 112,8 mg/dl, 86,4 mg/dl, dan 73,4 mg/dl, sedangkan yang diberi fikosianin 0,30 mg/g BB pada awal (0 jam), setelah ½, 1, 2, dan 3 jam berturut-turut sebesar 72,8 mg/dl, 96,0 mg/dl, 107,8 mg/dl, 84,4 mg/dl, dan 73,4 mg/dl. Perbedaan dosis biomasa dan fikosianin menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap kadar glukosa darah tikus setelah ½, 1, dan 2 jam perlakuan, kecuali sebelum (0 jam) dan setelah 3 jam perlakuan yang tidak berbeda nyata (ρ<0,05). Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dasar terhadap pengembangan Spirulina fusiformis sebagai pharmaceautical dan neutraceutical.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAktivitas antihiperglikemik dari biomasa dan fikosianin spirulina fusiformis dengan tes toleransi glukosa oral pada tikus sprague dawleyen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record