Pengaruh Kombinasi Selang Pemerahan terhadap Produksi dan Komposisi Susu Sapi Perah
Effect of Milking Interval Combination on Milk Production and Milk Composition of Dairy Cows
Abstract
Many research was focused on increasing milk production. But in fact, only a few farmer can apply it on their farm especially for small dairy farm which has no fund to provide an additional operating cost to optimize milk productions. Milking interval is one of the most important factor which affect milk production. The objective of this research was to determine the optimum time of milking interval to increase milk production, both of milk’s quantity and its quality. The data was analyzed by 4x4 latin square design with four treatments of milking intervals combination (A: 12/12, B: 13/11, C: 14/10 and D : 15/9) and four periods. Production and milk quality were observed for 16 days (one period) then the rate of milk secretion could be observed. The results showed that the average milk production for treatments A, B, C and D were: 1404,30 ± 224,81, 1491,07 ± 224,81, 1535,80 ± 224,81, and 1913,22 ± 224,81 g/nipple/day, with the secretion rate of 117,02 ± 26,47, 124,54 ± 26,47, 129,11 ± 26,47, and 175,55 ± 26,47 g/hour, respectively. These results showed that milking interval influenced milk (P <0.05) production and rate of milk secretion. Moreover, the milking interval was positively correlated with milk production, but negatively correlated with the rate of secretion with a correlation coefficient values which were 0,940 and -0,845, respectively. Whereas, the different milking interval not affect on fat and solid non fat (SNF) percentage. Furthermore, milk production negatively correlated with milk fat percentage. The conclusion of this research was an increasing the milk production can be adjusted by milking management. Susu adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang tidak mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya (SNI, 1998). Banyak penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan produksi susu. Akan tetapi faktanya hanya sedikit yang dapat diterapkan peternak, khususnya pada peternakan skala rakyat. Selang pemerahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi susu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui selang pemerahan yang tepat agar diperoleh produksi susu yang optimum baik secara kuantitas maupun komposisi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan bujur sangkar latin 4x4 dengan 4 periode, 4 perlakuan dan 4 puting. Sapi yang digunakan adalah satu ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) laktasi ketiga dan bulan laktasi ketiga. Susu yang diperoleh kemudian diukur volume dan diuji kualitasnya dengan menggunakan milkotester Master Pro 10211. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi susu untuk perlakuan A, B, C, dan D berturut-turut yaitu : 1404,30 ± 224,81, 1491,07 ± 224,81, 1535,80 ± 224,81, dan 1913,22 ± 224,81 g/puting/hari, dengan laju sekresi susu berturut-turut 117,02 ± 26,47, 124,54 ± 26,47, 129,11 ± 26,47, and 175,55 ± 26,47 g/jam. Kombinasi selang pemerahan yang berbeda berpengaruh (P<0.05) terhadap produksi dan laju sekresi susu sapi perah, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase kadar lemak dan kadar bahan kering tanpa lemak (BKTL) susu. Terdapat hubungan yang berbanding lurus antara selang pemerahan dengan produksi susu serta persentase kadar BKTL susu, dan hubungan yang berbanding terbalik antara selang pemerahan dengan laju sekresi susu. Analisis juga menunjukkan bahwa produksi susu berbanding terbalik dengan produksi lemak susu.