| dc.description.abstract | Semakin meningkatnya dampak negatif pada kesehatan manusia akibat aktivitas bakteri patogen, telah mendorong banyak pihak dalam mencari alternatif untuk mengurangi kondisi yang menyebabkan penyakit. Sampai saat ini beberapa jenis bahan penutup dan penyembuh luka banyak yang telah beredar, namun demikian masih ada yang menimbulkan efek samping dalam penggunaannya, diantaranya sebagian besar bahan alternatif tersebut masih menggunakan bahan atau zat kimia yang memiliki efek samping terhadap kulit yang sensitif, dapat menyebabkan alergi dan iritasi di sekitar kulit, timbul bintik-bintik merah yang bergelembung berisi air. dapat menyebabkan gatal–gatal, bahkan menimbulkan bekas hitam yang sulit hilangnya (NHF 2008). Salah satu jenis penyakit yang diakibatkan oleh bakteri patogen dan mendominasi di masyarakat adalah masalah infeksi akibat proses penutupan luka yang kurang efektif. Hasil survey National Research Council (NRC) USA menunjukan bahwa resiko terjadinya infeksi kulit pada operasi bersih terkontaminasi secara keseluruhan adalah sebesar 7-20 % (Henry 2007). Melihat permasalahan tersebut diperlukan alternatif zat antibakteri yang alami serta aman dalam aplikasinya. Salah satu zat anti bakteri tersebut adalah kitosan. Suatu terobosan yang dilakukan adalah dengan memodifikasi kitosan pada pembuatan plester (transdermal patch) antibakteri sehingga diperoleh efektivitas tanpa efek samping serta pengaplikasian kitosan dapat dioptimalkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas dan konsentrasi terbaik pada pengujian antibakteri kitosan dan membandingkan kemampuan antibakteri chitoplast berbasis kitosan dengan plester komersil. Kitosan komersil yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari CV Bioteksurindo, Cirebon. Kitosan komersil yang digunakan mengandung air sebesar 8,13 %, nitrogen sebesar 2,27 %, abu sebesar 0,69 %, dan derajat deasetilasi sebesar 73,45 %. Perbedaan selang waktu pengambilan sampel (24 jam dan 48 jam) diketahui tidak memiliki pengaruh yang nyata (p>0,05). Berbeda halnya dengan jumlah TPC pada luka sayat tikus percobaan yang menggunakan penutup luka dengan chitoplast 0 % (kontrol negatif), 0,5 %; 1,0 %; 1,5 %, dan kontrol positif (plester pembanding) yang diketahui memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap nilai TPC pada luka sayat (p<0,05). Chitoplast dengan konsentrasi 1,5 % memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan memiliki efektivitas penurunan nilai TPC terbaik dibandingkan dengan kontrol posistif, sedangkan kitosan dengan konsentrasi 1,0 % diketahui memiliki efektivitas penurunan TPC yang tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol positif. | en |