Show simple item record

Readiness for Marriage among Young Adults and Its Influence on the Marriage Age.

dc.contributor.authorSari, Fitri
dc.date.accessioned2012-05-04T06:34:02Z
dc.date.available2012-05-04T06:34:02Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54391
dc.description.abstractThis study aimed to analyze marriage readiness factors among young adults and to analyze its influences on the marriage age. Samples are 110 college students. Qualitative data of marriage readiness was analyzed using content analysis approach, it formed seven factors: emotional, role, financial, social, age, spiritual, and sexuality readiness. Quantitative data of marriage readiness was analyzed by using statistic analysis factor, it formed ten factors: emotional control, empathy ability, financial, role, age, and sexuality readiness, communication skill, social ability, social cognitive, and tolerance. Based on the two analysis, marriage readiness factors among young adults are emotional (emotional control and empathy), social (social ability, social cognitive, and tolerance) sexual, age, role, financial, and communication skill. Marriage readiness between male dan female is different, for male the most important is financial readiness, for female is emotional readiness. Ideal marriage age for male is 26,31 and for female is 23,98 years old, but age want to marriage of male is 26,15 and female is 24,24 years old. Statistic regrestion analysis showed that marriage readiness influence on marriage age. Higher empathy ability and financial readiness, will make older marriage age. Higher age readiness, sexuality, and communication ability, will make younger marriage age.en
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor kesiapan menikah pada dewasa muda dan menganalisis pengaruhnya terhadap usia menikah. Contoh adalah 110 mahasiswa. Data kualitatif kesiapan menikah dianalisis dengan analisis konsep, menghasilkan tujuh faktor kesiapan menikah: kesiapan emosi, sosial, finansial, peran, seksual, spiritual, dan usia. Data kuantitatif kesiapan menikah dianalisis dengan analisis faktor menghasilkan sepuluh faktor: mengelola emosi, empati, keterampilan sosial, kognisi sosial, kesiapan peran, seksual, usia, finansial, kemampuan komunikasi, dan toleransi. Berdasarkan dua analisis tersebut, faktor-faktor kesiapan menikah menurut dewasa muda adalah kesiapan emosi (mengontrol emosi, dan kemampuan empati), kesiapan sosial (keterampilan sosial, kognisis sosial, dan toleransi), kesiapn peran, kemampuan komunikasi, kesiapan usia, finansial, dan seksual. Terdapat perbedaan kesiapan menikah laki-laki dan perempuan. Kesiapan menikah paling penting bagi laki-laki adalah kesiapan finansial dan bagi wanita adalah kesiapan emosi. Usia ideal menikah bagi laki-laki 26,31 tahun dan perempuan 23,98 tahun. Usia ingin menikah laki-laki 26,15 tahun dan perempuan 24,24 tahun. Uji regresi menunjukan kesiapan menikah mempengaruhi usia menikah. Semakin tinggi kemampuan empati dan kesiapan finansial semakin tua usia menikah, semakin tinggi kesiapan usia, seksual, dan kemampuan komunikasi, semakin muda usia menikah.
dc.description.abstractSunarti,Euis
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectmarriage ageen
dc.subjectmarriage readinessen
dc.subjectyoung adulten
dc.titleKesiapan Menikah Pada Dewasa Muda dan Pengaruhnya terhadap Usia Menikahen
dc.titleReadiness for Marriage among Young Adults and Its Influence on the Marriage Age.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record