Show simple item record

The Characteristics of Attacus atlas Filament Silk at Various Cocoon Age

dc.contributor.advisorFuah,Asnath M.
dc.contributor.advisorSiregar, Hotnida Caroline Herawati
dc.contributor.authorFajar, Yuliana
dc.date.accessioned2012-04-16T01:52:52Z
dc.date.available2012-04-16T01:52:52Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54187
dc.description.abstractAttacus atlas wild silk has been known as the commodity with a variety of economic usefulness, such as in the textile industry, crafts, medical devices, cosmetics, electronics production, and so on. Due to the nature of this multifunction, silk quality became very important. The quality of the silk depends on the characteristics of the cocoon skin and filament. It is important to know the maximum cocoon age that does not change cocoon filaments quality. The purpose of this study was to analyze the influence of the cocoon age on silk filament characteristics. As many as 12 cocoonswere divided into four age groups (30, 45, 60, and 75 days). The cocoons were degummed using Kato's method(2000).The results showed that the age of 45 and 60 days were the best cocoon age to yield qualified silk filament. The observed silk filament characteristics were cocoon skin weights (0.8 ± 0.2 g), the total length of the filament (798.47 ± 189.99 m), the weight of the filaments (0.4 ± 0.14 g), the percentage of the filaments (50.05±11.06%), the thickness of the filament (4.49 ± 0.84 d), and the length of each filament (2.69 ± 0.91 m). It can be concluded that the characteristics of filament hang on to good quality does not exceed 60 days cocoon age.en
dc.description.abstractSutera liar dari spesies ulat sutera Attacus atlas telah dikenal sebagai komoditi pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Komponen utama sutera yang telah banyak digunakan dalam berbagai industri adalah filamen atau serat sutera. Filamen sutera A. atlas diperoleh dari penguraian kulit kokon melalui beberapa tahap pemrosesan. Filamen sutera ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan filamen sutera domestik Bombyx mori. Karakter kain sutera liar lebih sejuk saat dipakai, tahan kusut, anti alergi, lebih halus, dan memiliki variasi warna eksklusif. Penggunaan sutera yang meluas, tidak terbatas dalam dunia tekstil saja membuat kualitas sutera penting untuk dipertahankan dan ditingkatkan. Kualitas sutera sangat bergantung kepada karakteristik kokon dan filamennya. Salah satu hal yang diduga dapat mempengaruhi karakteristik kokon dan filamen adalah usia kokon saat diolah. Belum diketahui berapa usia kokon maksimum tanpa mengurangi atau mengubah mutu karakteristik kokon dan filamen. Biasanya pengolahan kokon dilakukan segera setelah dipanen, karena dikhawatirkan kualitas karakteristik filamen menurun. Akibatnya, setelah panen, kokon yang harus segera diolah secara bersamaan cukup banyak, sehingga dapat mengurangi efektivitas pengolahan kokon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh usia kokon yang berbeda-beda terhadap karakteristik filamen sutera A. atlas. Penelitian ini menggunakan kokon ulat sutera liar A. atlas yang indukannya berasal dari perkebunan teh Walini, Purwakarta. Pemeliharaan larva dilakukan di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan pada penelitian ini terdiri atas kokon usia 30 hari, kokon usia 45 hari, kokon usia 60 hari, dan kokon usia 75 hari. Setiap taraf perlakuan terdiri atas 3 ulangan, sehingga terdapat 12 unit percobaan. Peubah yang diamati adalah bobot kulit kokon, panjang filamen, bobot filamen, tebal filamen, persentase filamen, dan panjang filamen sekali putus. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ukuran pemusatan data dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil analisis data menunjukkan usia kokon terbaik yang ditunjukkan dengan nilai keragaman terendah terdapat pada usia kokon 45 dan 60 hari, akan tetapi nilai maksimum panjang filamen sekali putus yang sangat penting dalam usaha pemintalan terdapat pada usia kokon 30 hari. Jika mengabaikan keberlangsungan reproduktif A. atlas, kokon berusia 30 hari dapat diolah dengan dikeringkan terlebih dahulu untuk menyeragamkan kandungan air kokon. Rata-rata bobot kokon yang diperoleh sebesar 0,8±0,2 g/kokon, panjang filamen 798,47±189,99 m, bobot filamen 0,4±0,14 g, persentase filamen 50,05±11,06 %, ketebalan filamen 4,49±0,84 d, dan panjang filamen sekali putus sebesar 2,69±0,91 m. Kesimpulan yang dapat diambil adalah karakteristik filamen dengan kualitas seragam dan tinggi serta mempertimbangkan kelangsungan regenerasi A. atlas dapat diperoleh pada usia kokon 45-60 hari. Selama penyimpanan kokon dilakukan dalam ruangan bersirkulasi udara lancar dan dalam tempat yang minim kontak dengan udara, tidak terjadi perubahan berarti dalam karakteristik filamen sutera.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectAttacus atlasen
dc.subjectwild silken
dc.subjectfilament characteristicsen
dc.subjectcocoon ageen
dc.titleKarakteristik Filamen Sutera (Attacus atlas) pada Usia Kokon yang Berbedaen
dc.titleThe Characteristics of Attacus atlas Filament Silk at Various Cocoon Age


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record