Show simple item record

Financial management and families well-being of a women’s factory labor in Bogor Regency.

dc.contributor.advisorPuspitawati, Herien
dc.contributor.advisorMuflikhati, Istiqlaliyah
dc.contributor.authorFajrin, Fauziah
dc.date.accessioned2012-02-22T01:57:27Z
dc.date.available2012-02-22T01:57:27Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53472
dc.description.abstractThis study aimed to analyze of financial management and families well being of a women’s factory labor. This research involved 60 samples that were selected purposive. The samples were chosen from families of factory of labor who had husband in Dramaga subdistrict. This research employs descriptive and inferential analysis. Result of the research showed that there was negative significant correlation between wife’s and husband’s age and family size with financial management. It means that the higher wife’s and husband’s age and bigger family size, then lower financial management. There was negative significant correlation between wife’s age and husband’s age with subjective well being. It means that the higher wife’s and husband’s age, then the lower level of subjective well being. There was positive significant correlation between wife’s educational level with financial management, and families outcomes with family subjective well being. It means that the higher wife’s educational level then higher financial management, and the higher families outcomes then the higher level of subjective well being. There was no correlation between financial management and family subjective well being.en
dc.description.abstractTujuan umum penelitian ini adalah mengetahui manajemen keuangan dan kaitannya dengan kesejahteraan keluarga pada keluarga perempuan buruh pabrik di Kabupaten Bogor. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Mengetahui kontribusi pendapatan buruh terhadap pendapatan keluarga (2) Mengetahui pelaksanaan manajemen keuangan keluarga (3) Mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga (4) Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, penerapan manajemen keuangan, dan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan teknik pengambilan contoh dilakukan secara purposive. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Contoh penelitian ini adalah istri yang bekerja sebagai buruh pabrik di Kecamatan Dramaga. Berdasarkan sumbernya, jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara mendalam kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pabrik, kantor kecamatan, dan kelurahan/desa setempat. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan uji Korelasi Pearson. Karakteristik contoh menunjukkan bahwa rata-rata umur contoh tergolong dewasa muda menurut kategori Hurlock (1980) dengan rata-rata lama pendidikan contoh 9,1 tahun atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Seluruh contoh bekerja di pabrik garmen, hampir separuh contoh memiliki lama bekerja di pabrik kurang dari satu tahun, dan hampir separuhnya tidak memiliki pekerjaan sebelumnya. Lebih dari separuh contoh memiliki lama kerja setiap harinya antara 10 hingga 11 jam perhari, dengan posisi kerja sebagai penjahit. Contoh bekerja 6 hari dalam seminggu dan hari libur contoh hanya satu hari yaitu hari Minggu. Hampir seluruh contoh memiliki jam kerja normal atau tanpa shift. Hampir seluruh contoh menggunakan kendaraan umum sebagai alat transportasi menuju pabrik. Rata-rata upah kerja contoh per bulan berkisar antara Rp 1 104 038,00. Karakteristik keluarga contoh menunjukkan bahwa rata-rata umur suami contoh berada pada kategori dewasa muda, dengan besar keluarga termasuk kategori kecil. Rata-rata suami contoh mengenyam pendidikan hingga jenjang Sekolah Menengah Pertama dengan jenis pekerjaan suami contoh sebagai buruh/kuli. Rata-rata pendapatan keluarga contoh sebesar Rp 2 151 207,00 atau termasuk kategori sejahtera. Rata-rata pendapatan perkapita keluarga contoh per bulan sebesar Rp 607 445,77 atau berada di atas garis kemiskinan. Rata-rata pengeluaran keluarga per bulan Rp 1 772 817,00. Rata-rata pengeluaran untuk pangan dan nonpangan sebesar Rp 860 766,67 dan Rp 912 050,00. Artinya, pengeluaran nonpangan lebih besar dari pengeluaran pangan. Rata-rata pengeluaran per kapita contoh sebesar Rp 487 664,30 atau berada di atas garis kemiskinan. Dilihat dari kondisi keuangan keluarga contoh, sebagian besar keluarga contoh memiliki kondisi surplus atau pendapatan lebih besar dibandingkan pengeluaran. Contoh memiliki kontribusi ekonomi terhadap keluarga lebih besar daripada suami. Contoh memiliki rata-rata kontribusi ekonomi terhadap keluarga sebesar Rp 1 104 038,00. Contoh memiliki persentase kontribusi sebesar sepertiganya (33,3%) pada selang 41 hingga 50 persen. Artinya, contoh selain sebagai pengurus rumah tangga juga berperan penting dalam mencari nafkah keluarga baik pencari nafkah utama (primary breadwinner) maupun tambahan (secondary breadwinner). Manajemen keuangan keluarga contoh berada pada kategori sedang. Artinya, contoh memiliki kemampuan manajemen keuangan keluarga cukup baik. Contoh sudah memiliki perencanaan keuangan merujuk pada rencana yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, contoh melakukan monitoring agar pelaksanaan tetap berada pada rencana yang telah disusun dan dilakuan evaluasi untuk mengukur keberhasilan manajemen keuangan yang dilakukan keluarga. Adapun kerjasama gender dalam manajemen keuangan keluarga berada pada kategori sedang. Artinya, terjadi kerjasama gender yang cukup kuat antara suami dan contoh mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Kerjasama yang dilakukan didominasi oleh salah satu pihak saja. Tingkat kesejahteraan keluarga subjektif contoh menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat contoh memiliki tingkat kesejahteraan kategori sedang. Artinya, keluarga contoh merasa cukup puas terhadap semua kesejahteraan keluarga subjektif keluarga yang dimiliki. Terbukti bahwa rata-rata skor kondisi kesejahteraan keluarga subjektif contoh tergolong cukup puas. Hasil uji Korelasi Pearson menunjukkan bahwa umur suami dan contoh berhubungan negatif dan nyata dengan manajemen keuangan keluarga. Begitu pula dengan besar keluarga yang berhubungan negatif dan nyata dengan manajemen keuangan keluarga. Usia contoh dan suami berhubungan negatif dan nyata dengan kesejahteraan keluarga subjektif. Terdapat hubungan positif dan nyata antara pendidikan contoh dengan manajemen keuangan keluarga, pengeluaran total dengan kesejahteraan subjektif keluarga. Sedangkan tidak terdapat hubungan yang nyata antara manajemen keuangan keluarga dengan kesejahteraan keluarga subjektif.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectfamily financial managementen
dc.subjectsubjective well beingen
dc.titleManajemen Keuangan dan Kesejahteraan Keluarga pada Perempuan Buruh Pabrik di Kabupaten Bogoren
dc.titleFinancial management and families well-being of a women’s factory labor in Bogor Regency.


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record