Efektivitas Pengawetan dengan Menggunakan Minyak Kelapa dalam Mempertahankan Kualitas Telur Ayam Ras Petelur
Preservation Effectiveness Using Coconut Oil on Maintaining Quality of Egg
Abstract
Egg is a source of animal protein which is readily available, cheap and well accepted by people. Although egg can be stored for a relatively long time, however the interior quality of egg will decrease during storage. One method to keep egg interior qualites is coating egg with coconut oil. The results showed that interaction of preservation method and storage duration significantly (P<0.05) affected the depth of the egg air sac, albumen index, yolk index and pH value of albumen and yolk. Coated eggs with coconut oil which is stored for 35 days maintained the depth of the egg air sac on quality criteria of grade I (BSN, 2008). Coated eggs with coconut oil also maintained the albumen index and yolk index up to 50% and 70%, respectively coated eggs with coconut oil suppressed the rise of pH of albumen and yolk for 35 days. The pH value of albumen and yolk with coconut oil on day-35 were 8.307 and 6.365 recpectively lower than the pH value of albumen and yolk without coconut oil (9.119 and 7.135). The interaction of preservation method and storage duration did not significantly (P<0.05) affect on the percentage of water and protein content of eggs. Coated eggs with coconut oil was viable and good to be consumed until 35 days. Telur ayam ras petelur merupakan sumber protein hewani yang mudah didapatkan, murah harganya dan disukai oleh masyarakat. Walaupun telur dapat bertahan lama, akan tetapi kualitas interior telur ayam berkurang setiap harinya. Oleh karena itu diperlukan metode untuk mempertahankan daya simpan telur, salah satunya dengan cara pengolesan telur dengan minyak kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh metode pengawetan telur dengan menggunakan minyak kelapa dan lama penyimpanan terhadap kualitas telur ayam ras meliputi kedalaman kantung udara, indeks putih telur, indeks kuning telur, pH putih telur, pH kuning telur, kadar air, dan kadar protein. Penelitian ini menggunakan 72 sampel telur umur nol hari dari peternakan Rony di Cibinong. Ayam ras petelur yang digunakan adalah strain Lohmann umur 25 minggu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x6 dengan 4 ulangan untuk perlakuan fisik dan 2 ulangan untuk perlakuan kimia. Faktor A adalah metode pengawetan yang terdiri atas 2 taraf perlakuan yaitu tanpa minyak kelapa (M0) dan dengan pengolesan minyak kelapa (M1). Faktor B adalah lama penyimpanan telur ayam yang terdiri atas 6 taraf perlakuan yaitu 0 hari (P0), 7 hari (P1), 14 hari (P2), 21 hari (P3), 28 hari (P4), dan 35 hari (P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi lama penyimpanan dan metode pengawetan telur berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas telur (kedalaman kantung udara, indeks putih telur, indeks kuning telur, nilai pH kuning telur dan pH putih telur). Pengolesan telur dengan minyak kelapa yang disimpan selama 35 hari ini dapat mempertahankan kedalaman kantung udara tetap pada kriteria mutu I (BSN, 2008) atau kualitas AA (USDA, 2000). Telur dengan pengolesan minyak kelapa ini juga mampu mempertahankan indeks putih telur sampai 50% dan indeks kuning telur sampai 70%. Pengolesan telur dengan minyak kelapa dapat menekan kenaikan pH putih dan kuning telur selama 35 hari. Nilai pH putih dan kuning telur dengan pengolesan minyak kelapa pada hari ke-35 yaitu 8,31 dan 6,36 yang lebih rendah daripada nilai pH putih dan kuning telur tanpa pengolesan minyak kelapa, yaitu 9,119 dan 7,135. Hasil analisis kimia telur menunjukkan bahwa interaksi lama penyimpanan dan metode pengawetan telur tidak berpengaruh (P<0,05) terhadap kadar air dan protein telur. Telur dengan pengolesan minyak kelapa masih layak dan baik untuk dikonsumsi sampai 35 hari.