Fertilitas Telur Ayam Arab Hasil Inseminasi Buatan Menggunakan Semen dari Frekuensi Penampunan Berbeda.
Fertility Of Arab Chicken Egg Which Resulted From Artificial Insemination With Diffrent Frequency Of Semen Collection
Abstract
Successful mating can produce fertile hatching eggs that may rapidly increase the population of Arab chicken. Information about the fertility and hatchability of Arab chicken eggs has not been widely known. Fertility of Arab chicken eggs can be enhanced through artificial mating (artificial insemination). This study aimed to determine the effect of semen collection frequency through the method of artificial insemination (AI) on fertility and hatchability of Arab chicken eggs. The Completely Randomized Design (CRD) was applied with three semen collection frequencies as treatments which were once, twice, and three times a week. Each treatment consisted of 10 Arab hens with two repetitions. Analysis of variance showed that the duration of fertility is significantly (P<0.01) influenced by the frequency of semen collection. However, the treatments had no effect (P>0.05) on the fertility, hatchability and embryo mortality of eggs, as well as viability of DOC. Ayam Arab yang ada di Indonesia sekarang adalah ayam Arab hasil kawin silang dengan ayam lokal yang menghasilkan produksi telur lebih tinggi dibandingkan dengan ayam lokal lainnya. Ayam Arab yang berkembang di Indonesia ada dua jenis, yaitu ayam Arab Silver dan ayam Arab Merah (Golden Red), tetapi yang lebih dikenal di masyarakat adalah ayam Arab Silver. Peningkatan perkembangbiakan ayam Arab memerlukan suatu cara yang efektif untuk meningkatkan populasinya. Percepatan perkembangan usaha ayam Arab dapat dipacu melalui terobosan teknologi inseminasi buatan (IB). Informasi mengenai fertilitas dan daya tetas telur ayam Arab belum banyak diketahui. Fertilitas telur dipengaruhi oleh kualitas sperma dan intensitas pemerahan atau penampungan semen. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai tingkat frekuensi penampungan semen yang paling optimal. Penelitian ini menggunakan 30 ekor ayam Arab betina berumur 33 minggu yang sedang bertelur dan 9 ekor ayam Arab jantan dewasa yang dipelihara dalam kandang individu. Ayam jantan sebanyak 9 ekor dipelihara selama 9 minggu untuk diambil semennya. Perlakuan pada ayam jantan yaitu frekuensi penampungan semen satu kali (A), dua kali (B), dan tiga kali (C) dalam seminggu. Ayam jantan dikelompokan ke dalam tiga kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari tiga ekor untuk satu perlakuan. Ayam betina sebanyak 30 ekor dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor betina untuk satu perlakuan. Ayam betina dipelihara selama 7 minggu. Semen dari setiap kelompok perlakuan pejantan diinseminasikan kepada 10 ekor betina. Pengumpulan telur dilakukan setiap hari dan telur diberi tanda berupa tanggal dan kode induk. Telur tetas dibersihkan dan difumigasi sebelum siinkubasi ke dalam mesin penetas (inkubator). Peubah yang diamati adalah durasi fertilitas, daya fertil, mortalitas embrio, daya tetas, dan viabilitas DOC. Hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi penampungan semen sangat berpengaruh (P<0,01) terhadap durasi fertilitas. Perlakuan A berbeda pengaruhnya dengan perlakuan B dan C sedangkan perlakuan B dan C memiliki pengaruh yang sama terhadap durasi fertilitas. Tingkat frekuensi penampungan semen yang paling optimal sehingga menghasilkan fertilitas yang tinggi adalah penempungan semen tiga kali seminggu. Durasi fertilitas pada penelitian ini berkisar antara 7,9-9,6 hari. Frekuensi penampungan semen tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap daya fertil, mortalitas embrio, daya tetas, dan viabilitas