Analisis Penerapan Critical Non-Essential (CNE) dan dampaknya pada tingkat kenyamanan pasien dokter gigi di Bogor
Abstract
Era new wave marketing telah mendorong terbentuknya konsumen yang lebih sensitif dan emosional terhadap produk ataupun jasa yang dikonsumsi. Produsen harus menerapkan strategi untuk bisa bertahan dan tidak hanya fokus pada pelayanan essential semata. Pelayanan yang bersifat non essential harus diperhatikan karena pada dasarnya dapat mempengaruhi keberhasilan bisnis, terutama bisnis jasa. Praktek dokter gigi merupakan salah satu industri jasa dengan konsumen yang lebih sensitif dan emosional. Sehingga perlu dilakukan pengkajian penerapan Critical Non-Essential (CNE). Penelitian ini bertujuan (1) Mempelajari penerapan Critical Non-Essential (CNE) di tempat praktek dokter gigi (2) Menganalisis harapan dan penilaian konsumen terhadap kondisi fasilitas-fasilitas dalam penerapan Critical Non- Essential (CNE) di tempat praktek dokter gigi dan (3) Evaluasi penerapan Critical Non-Essential (CNE) di tempat praktek dokter gigi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi langsung dan wawancara untuk mengetahui sejauh mana penerapan Critical Non-Essential (CNE) di tempat praktek dokter gigi serta penyebaran kuesioner kepada dokter gigi dan pasien dokter gigi. Data sekunder diperoleh dari studi literatur di perpustakaan, internet, PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) cabang Bogor, Dinas Kesehatan Kota Bogor, dan BPS Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis gap. Berdasarkan hasil penelitian, pada dasarnya seluruh dokter gigi yang menjadi obyek penelitian telah menerapkan strategi Critical Non-Essential (CNE). Penerapan Critical Non-Essential (CNE) masih belum sesuai dengan harapan pasien sehingga terdapat gap (kesenjangan). Gap paling besar terdapat pada tempat praktek dokter gigi kelas ramai (3,05), kelas sepi (2,59) dan gap yang paling kecil terdapat pada tempat praktek dokter gigi kelas sedang (2,42). Fasilitas toilet di ruang tunggu merupakan item dengan gap terbesar (0,45) untuk kelas dokter gigi sepi, sedang, dan ramai. Fasilitas toilet merupakan fasilitas yang dinilai paling penting dan rata-rata penyediaannya sangat rendah. Keragaman majalah merupakan item fasilitas dengan nilai gap terkecil yakni kelas ramai (0,22), kelas sedang (0,0) dan kelas sepi (0,05). Jadi, item fasilitas majalah merupakan fasilitas yang penyediaan dan kualitasnya dinilai baik oleh pasien.
Collections
- UT - Management [3459]