dc.description.abstract | Jumlah populasi ternak kuda di Indonesia lima tahun terakhir dari tahun 2005 sampai tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 387.000 ekor menjadi 409.000 ekor (BPS, 2011). Jumlah populasi kuda yang meningkat maka dapat meningkatkan jumlah penggunaan bedding kuda. Jumlah bedding kuda yang juga meningkat dapat menimbulkan pencemaran lingkungan seperti polusi udara, tanah dan air. Maka dari itu, salah satu upaya dalam pemanfaatan bedding kuda adalah dengan cara mengolahnya menjadi bahan baku pembuatan pupuk kompos. Pupuk kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami proses penguraian dan perubahan warna menjadi gelap, mudah hancur, dan bau menyerupai tanah (Starbuck, 2004). Kekurangan dari pembuatan pupuk kompos yaitu memerlukan waktu pembuatan yang sangat lama. Untuk mengefisienkan waktu pembuatan pupuk kompos maka digunakan aktivator mikroba yang berfungsi untuk mempercepat proses pengurai bahan organik. Menurut Isroi (2003), pengomposan alami terjadi selama tiga sampai empat bulan, sedangkan pengomposan dengan penambahan aktivator mikroba (dekomposer) dapat dipercepat menjadi dua minggu. Aktivator mikroba yang saat ini banyak dipasarkan yaitu Effective Microorganisme4 (EM4), Stardec, dan Orgadec. Effective Microorganisme4 (EM4) merupakan suatu kultur campuran dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, aktinomisetes, khamir, dan jamur. Stardec merupakan koloni mikroorganisme aerob lignolitik, selulolitik, proteolitik, lipolitik, aminolitik dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiosis. Orgadec merupakan suatu campuran cendawan Trichoderma pseudokoningii dan Cytophaga sp.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pupuk kompos bedding kuda dengan menggunakan aktivator mikroba yang berbeda. | en |