Show simple item record

dc.contributor.authorPurnomo, Galuh
dc.date.accessioned2011-07-26T08:08:47Z
dc.date.available2011-07-26T08:08:47Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49088
dc.description.abstractMinyak jarak pagar (Crude Jatropha Oil) merupakan trigliserida yang sebagian besar tersusun dari asam-asam lemak tidak jenuh, dimana asam lemak yang paling dominan adalah asam oleat dengan konsentrasi sekitar 34,3 - 45,8 persen (Gubitz, 1998). Banyaknya kandungan asam lemak tidak jenuh menyebabkan nilai kalor yang dihasilkan pada pembakaran minyak menjadi rendah. Kandungan minyak jarak pagar (Crude Jatropha Oil) terdapat dalam biji. Minyak tersebut dapat keluar dari biji melalui metode ekstraksi dengan rendemen yang dihasilkan sekitar 19-21 persen. Kendala yang dihadapi untuk mengembangkan Crude Jatropha Oil (CJO) sebagai biokerosene adalah kadar air sebesar 0,0975 persen yang merupakan faktor utama penghambat proses pembakaran apabila minyak jarak digunakan sebagai minyak bakar. Untuk itu perlu dilakukan mekanisme pengeringan CJO untuk mengurangi kadar air pada minyak jarak pagar tersebut sehingga dapat dihasilkan biokerosene dengan nilai kalor tinggi dan titik nyala yang rendah. Hasil laju pengeringan tersebut diharapkan berguna untuk mengetahui keefektifitasan minyak terhadap pembakaran sebagai alternatif pengganti minyak tanah dengan memperhatikan sifat fisikokimia minyak jarak pagar setelah pengeringan. Proses pengeringan minyak jarak pagar dilakukan dengan menggunakan alat rotary vacuum evaporator. Tujuan pengeringan vakum adalah untuk mempercepat laju penguapan air karena pada kondisi tekanan rendah menyebabkan titik didih air dibawah titik didih normalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara suhu dan waktu pengeringan terhadap perubaban kadar air minyak jarak pagar, mendapatkan bubungan antara suhu dan laju penguapan air pada minyak jarak pagar dan menentukan pengaruh sifat fisikokimia dan kualitas pembakaran setelah proses pengeringan. Proses pengeringan dirancang pada tiga jenis suhu pengeringan yang berbeda yaitu 70 C, 80 C dan 90 C dengan menggunakan tekanan 460 mmHg dengan kecepatan rotasi sebesar 300 rpm. Pada ketiga jenis suhu pengeringan yang berbeda menunjukkan bahwa tiap kenaikan suhu pengeringan sebesar 10 C maka akan mempersingkat waktu pengeringan minyak sebesar lima menit sampai kadar air kesetimbangan. Pada kurva linier pengeringan menunjukkan bahwa semakin meningkatnya suhu pengeringan akan memperbesar gradien suhu antara minyak jarak pagar dengan air yang terdapat dalam minyak. Peningkatan gradien suhu menyebabkan proses pindah panas antara minyak dan air semakin besar sehingga menyebabkan laju penguapan air pada minyak jarak semakin cepat. Oleh karena itu suhu pengeringan 90 C menunjukkan laju pengeringan tercepat sebesar 0,0098 g H2O/menit dibandingkan dengan suhu pengeringan lainnya.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleLaju Pengeringan Minyak Jarak Pagar Kasar Untuk Produksi Bahan Bakar Nabati Pengganti Minyak Tanah (Biokerosene)en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record