dc.description.abstract | Menghadapi lingkungan bisnis yang secara terus menerus berubah, perkembangan teknologi dan penyebaran informasi yang semakin cepat menuntut setiap perusahaan perlu terus berusaha untuk meningkatkan kinerja agar dapat bersaing. Perbedaan kinerja yang terjadi cukup besar diantara departemen dalam organisasi atau dengan pesaing, merupakan salah satu pendorong bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan kinerja secara berkelanjutan, bahkan diperlukan perbaikan yang cepat dan radikal. Salah satu cara pengembangan manajemen yang partisipatif yaitu melalui pembentukan Gugus Kendali Mutu (GKM) di setiap unit kerja. Pada dasarnya Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan suatu pendekatan pengendalian mutu melalui penumbuhan partisipasi karyawan. GKM merupakan mekanisme formal dan dilembagakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kreatifitas di antara karyawan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dalam memantau kesempatan. Gugus Kendali Mutu bersifat proaktif, tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul dan tidak menghentikan kegiatannya kalau suatu persoalan telah ditemukan dan dipecahkan, artinya GKM harus bekerja terus menerus dan tidak tergantung pada proses produksi. Pelaksanaan kegiatan dan pengembangan GKM pada dasarya dapat diidentifikasikan ke dalam kegiatan yang terdiri dari 10 hal, yaitu: pengembangan diri, kesukarelaan, kegiatan kelompok, partisipasi seluruh karyawan, pemanfaatan teknik-teknik kendali mutu, kegiatan-kegiatan yang berhubungan erat dengan tempat kerja, kesinambungan kegiatan kendali mutu, pengembangan bersama, kreativitas, kesadaran akan pentingnya mutu, pengetahuan akan masalah-masalah dan perbaikan mutu. Dengan menggunakan konsep total participations, GKM mengundang partisipasi seluruh karyawan dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan erat dengan perusahaan tempat bekerja. Perbaikan produktivitas merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk tujuan perusahaan sehingga menjadikan pengukuran produktivitas sebagai sarana yang penting. Pengukuran produktivitas dapat membantu usaha identifikasi berbagai bidang untuk melakukan perbaikan terhadap perencanaan, pengalokasian sumberdaya dan pengendalian manajemen. Di dalam pengukuran produktivitas, tenaga kerja merupakan faktor yang dominan. Segala upaya untuk meningkatkan produktivitas harus memperhitungkan reaksi kemanusiaan dari tenaga kerja, diantaranya kemampuan berpikir, perubahan emosi dan kemampuan inovatif dari waktu ke waktu serta bagaimana tenaga kerja berinteraksi dengan yang lainnya. | en |