Karakteristik Penempelan Dan Koagregasi Bakteri Asam Laktat Indigenous Dadiah Dan Yogurt Sebagai Kandidat Probiotik Pada Usus Halus Tikus in vitro
Abstract
Dadiah is a traditional food from West Sumatra. That made from buffalo milk and ripened in bamboo and covered with banana leaves. One of the criterions of probiotic bacteria is its ability to adhere on the mucosa of intestine. The aims of this research were to identify the characteristic of indigenous dadiah lactid acid bacterias (LABs) (Lactobacillus acidophilus Y-01, Bifidobacterium longum Y-01) and lactid acid bacteria from yoghurt (Lactobacillus plantarum D-01 and Lactococcus lactis D- 01) as probiotic through its abilities to adhere on intestine mucosa of rats (adhesi) and to coaggregate between probiotic bacterias candidate. Probiotic bacterias candidate were tested for aggregation, autoaggregation, coaggregation, adhesion on the intestinal mucosa of rats and attachment on stainless steel plate by in vitro tests. Research showed that indigenous dadiah LABs and LABs from yoghurt had ability to adhere on intestinal mucosa of rat and attache on stainless steel plate. The average number of LABs attached on stainless steel plate was 5 log10 CFU/cm2 of average initial bacterial population of 8 log10 CFU/ml. The highest of LABs attached on stainless steel plate was found from L. lactis D-01 that was equal to 5,80 log10 CFU/cm2. Indigenous dadiah LABs and LAB from yoghurt cows had a positive aggregation value proven by the sediment existence. The average of percentage bacterial autoaggregation value was in weak position and fluctuated during the five hours of testing. The coaggregation test found that the lowest coaggregation percentage was between L. lactis D-01 and L. acidophilus Y-01, that showed by the value was 0,16%. Dadiah merupakan salah satu makanan tradisional hasil fermentasi alami dari susu kerbau yang terkenal di Sumatera Barat. Hasil isolasi terhadap dadiah mendapatkan dominasi Lactococcus lactis dan Lactobacillus plantarum. Produk susu fermentasi lain yang cukup dikenal masyarakat Indonesia adalah yogurt. Bakteri asam laktat yang berhasil diisolasi dari yogurt susu sapi diantaranya Bifidobacterium longum dan Lactobacillus acidophilus. Penelitian mengenai bakteri asam laktat asal dadiah susu kerbau dan asal yogurt susu sapi sebagai kandidat probiotik sudah dilakukan, khususnya tentang karakteristik pertumbuhannya secara in vitro dalam keasaman lambung, toleransinya pada garam empedu dan kemampuan antagonistiknya terhadap bakteri patogen (Sunaryo, 2011). Salah satu kriteria lain untuk memenuhi persyaratan sebagai kandidat bakteri probiotik yang menarik untuk diteliti adalah kemampuan bakteri asam laktat untuk menempel pada permukaan usus halus secara in vitro serta sifat koagregasinya terhadap bakteri asam laktat yang lain, bila digunakan sebagai mixted culture. Manfaat probiotik pada kesehatan saluran pencernaan telah banyak diteliti khususnya untuk mencegah dominasi bakteri patogen pada saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan penempelan bakteri asam laktat indigenous dadiah (Lactobacillus plantarum D-01 dan Lactococcus lactis D-01) dan asal yogurt susu sapi (Lactobacillus acidophilus Y-01 dan Bifidobacterium longum Y-01) pada usus halus tikus secara in vitro serta kemampuan koagregasi antar bakteri untuk diidentifikasi sebagai probiotik. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai November 2010 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak, Laboratorium Lapang Pemuliaan dan Genetika, Laboratorium Terpadu, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan serta Laboratorium Histologi, Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Materi yang digunakan meliputi BAL indigenous dadiah (L. plantarum D-01 dan L. lactis D-01) dan asal yogurt susu sapi (L. acidophilus Y-01 dan B. longum Y-01), tikus putih (Rattus novergicus) strain Sprague Dawley. Pengamatan penempelan bakteri pada usus tikus menggunakan mikroskop cahaya, sedangkan pengamatan penempelan bakteri pada pelat stainless steel menggunakan mikroskop epifluoresen. Kemurnian kultur bakteri diperiksa melalui morfologinya yang diamati secara mikroskopik dengan bantuan metode pewarnaan Gram dan uji katalase. Penelitian dibagi meliputi uji agregasi, autoagregasi, koagregasi, penempelan BAL pada usus halus tikus dan pada pelat stainless steel secara in vitro. Preparat usus halus diperoleh dari tikus putih (Rattus novergicus) strain Sprague Dawley yang dipelihara dan diberi antibiotik selama lima hari berturut-turut guna menghilangkan bakteri asal saluran pencernaan tikus. ii Hasil pengamatan menunjukkan adanya penempelan BAL indigenous dadiah dan asal yogurt susu sapi pada permukaan usus halus tikus. Penempelan terbanyak secara kualitatif tampak pada perlakuan usus dengan mukus tanpa pencucian. BAL yang tampak paling banyak menempel secara kualitatif adalah L. acidophilus Y-01. Penempelan juga didapatkan pada pelat stainless steel dengan persentase jumlah BAL yang menempel berkisar antara 65,57%-71,87% dari rataan populasi awal bakteri 8 log10 CFU/ml. Penempelan pada pelat stainless steel terbanyak terjadi pada bakteri L. lactis D-01 yaitu sebesar 5,80 log10 CFU/cm2. Isolat BAL indigenous dadiah (L. plantarum D-01 dan L. lactis D-01) serta asal yogurt susu sapi (L. acidophilus Y-01 dan B. longum Y-01) masing-masing memiliki nilai agregasi positif terbukti dengan terbentuknya endapan. Nilai rataan persentase autoagregasi selama lima jam pengujian masing-masing bakteri berada pada posisi lemah. Pasangan BAL yang memiliki kemampuan koagregasi paling baik ditunjukkan pada pasangan kultur L. lactis D-01 dan L. acidophilus Y-01 dengan nilai koagregasi sebesar 0,16%. Berdasarkan kemampuan penempelannya dapat disimpulkan bahwa isolat BAL indigenous dadiah (L. plantarum D-01, L. lactis D-01) dan asal yogurt susu sapi (L. acidophilus Y-01 dan B. longum Y-01) terbukti memenuhi salah satu syarat sebagai probiotik, serta menunjukkan kemampuan untuk berkoagregasi dengan bakteri lainnya untuk mendatangkan manfaat kesehatan pada saluran pencernaan in vitro.