Show simple item record

dc.contributor.authorNugraha, Ganjar
dc.date.accessioned2010-09-22T03:04:51Z
dc.date.available2010-09-22T03:04:51Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/39230
dc.description.abstractPada saat ini Indcnesia masih mengimpor bahan penyamak nabati dalam jumlah yang cukup besar untuk industri penyamakan kulit. Akibat penurunan nilai rupiah terhadap dollar, harga bahan penyamak nabati di pasaran melonjak beberapa lcali lipat. Hal tersebut menjadi masalah bagi industri penyamakan kulit karena biaya produksi yang dibutuhkan menjadi lebih tinggi. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, banyak sekali menyimpan sumber tanin sebagai bahan penyamak nabati. Pohon akasia merupakan salah satu sumber tanin yang sangat potensial. Di Indonesia terdapat banyalc sekali tumbuh berbagai jellis pohon akasia. Acacia nmangun7 merupakan salah satu jenis pohon Hutan Tanaman Industri yang dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang berbagai industri pengolahan kayu di Indonesia. Berdasarkan data statistik pengusahaan hutan, luas lahan HTI yang ditanami Acacia n7angiun7 sampai tahun 1997 yaitu 1.127.381 Ha. Kayu Acacia nzangiun7 yang berasal dari HTI digunakan untuk kayu pertukangan, pulp, kertas, arang dan arang aktif Pada industri pengolahan kayu tersebut dihasilkan limbah berupa kulit kayu yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu alternatif pemanfaatan kulit kayu Acacia nma17gi11n7a dalah dijadikan sebagai sumber tanin bahan penyamak nabati di industri penyamakan kulit.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePemanfaatan Tanin dari Kulit Kayu Akasia (Acacia mangium Willd) sebagai Bahan Penyamak Nabatiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record