Show simple item record

dc.contributor.authorLaila, Aulina
dc.date.accessioned2010-09-16T06:53:22Z
dc.date.available2010-09-16T06:53:22Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/38941
dc.description.abstractPerrnintaan pupuk kimia untuk kebutuhan pertanian dan industri terus meningkat, dan peningkatan tenebut tidak terirnbangi dengan peningkatan produksinya, padahal pupuk kirnia juga merupakan komoditas ekspor potensial yang perlu ditingkatkan. Selain dari keterbatasannya, penggunaan pupuk kirnia masih belum efisien sehingga meningkatkan biaya produksi dan penggunaanya secara terus rnenerus dan dalam dosisi tinggi dapat menurunkan kualitas tanah. Penggunaan kornbinasi pupuk hayati EMAS rnerupakan alternatif yang dapat berfungsi meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk kimia sehingga dosisnya dapat dikurangi. sekaligus juga rnernperbaiki kualitas tanah tanpa pencemaran. Pupuk hayati (biofertilizer) adalah pupuk berbahan inti mikroba. EMAS (Enhancing MicrobialActiw?ies in Soils) merupakan nama campuran pupuk hayati yang berbentuk butiran dengan bahan inti berbeda yaitu mikroba Azospin1lum lipoverurn (bakteri penambat N). Azotobacier beyennckii (bakteri penarnbat N dan pemantap agregat), Aeromonas punctafz (bakteri pemantap agregat), Sireptomyces sp, (bakteri pelarut fosfat), Aperg,71us nniger (fungi pelarut fosfat)). Sedangkan bahan pembawanya adalah gipsum, batu zeolit, dan gambut. Hasil pengujian rnembuktikan bahwa pernakaian kombinasi EMAS dengan pupuk kimia pada beberapa tanaman antara lain kelapa sawit, karet dan coklat.dapat rnenurunkan dosis pupuk kimia hingga 50 persen dan rnenghemat biaya pemupukan sebesar 15 persen. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perancangan pabrik pupuk hayati EMAS sehingga dihasilkan sebuah rancangan yang rnenjadi acuan pendirian pabrik pupuk hayati berskala komersial. Perkiraan permintaan EMAS dilihat sesuai dengan sasaran pasar yaitu kebutuhan pupuk kirnia perkebunan untuk tanaman yang telah diuji untuk wilayah Jam, Surnatera, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Perrnintan EMAS tahun 1999 diperkirakan sebesar 3882 I0 ton, sedangkan kapasitas pabrik sebesar 10000 ton per tahun atau 2,5 penen dari potensi pasar tahun 1999. Dengan memkai perbandingan lokasi dengan metode MPE diputuskan Padalarang. Kabupaten Bandung sebagai lokasi pabrik.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerancangan Pabrik Pupuk Hayati Emas (Enhancing Microbial Activities in Soils) di Padalarang Kabupaten Bandungid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record