Show simple item record

dc.contributor.authorDewi, Rohmah Kusuma
dc.date.accessioned2010-07-14T04:03:32Z
dc.date.available2010-07-14T04:03:32Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/32746
dc.description.abstractKelinci merupakan salah satu ternak potensial penghasil daging. Selain itu kelinci cepat berkembangbiak, mudah dipelihara, dan dapat hidup dengan lingkungan sederhana. Meskipun demikian, pada umumnya usaha kelinci masih menjadi peternakan keluarga dengan kapasitas kepemilikan yang tidak banyak. Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan kelinci meliputi sistem pemeliharaan yang masih bersifat tradisional, rendahnya ketrampilan peternak, terbatasnya ketersediaan bibit dan pasar yang masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi produksi dan reproduksi kelinci Flemish Giant, English Spot dan New Zealand White di Kelompok Peternak Kelinci Mandiri (KPKM) Desa Pakunden Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2006. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 147 ekor kelinci Flemish Giant, 112 ekor English Spot dan 66 ekor kelinci New Zealand White. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA). Apabila bangsa berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan menggunakan dengan program SAS 6.12. Hasil analisis statistik pada bobot hidup ketiga bangsa kelinci menunjukkan adanya perbedaan yang disebabkan pengaruh bangsa, kelinci Flemish Giant memiliki bobot hidup lebih besar dibanding kedua bangsa kelinci yang lain. Koefisien keragaman yang tinggi pada bobot hidup kelinci muda dan jumlah anak sepelahiran dapat dijadikan dasar seleksi untuk bibit kelinci pedaging. Rerata jumlah anak sepelahiran yang banyak terjadi adalah 6,23±2,39 ekor pada kelinci Flemish Giant, 5,12±1,14 ekor pada kelinci English Spot dan 5,50±3,27 ekor pada kelinci New Zealand White. Salah satu kendala dalam pengembangan ternak kelinci adalah tingkat mortalitas pada anak. Mortalitas anak yang terjadi umumnya karena penyakit. Penyakit yang sering terjadi yaitu diare, kembung dan kudis, oleh karena itu perlu adanya perbaikan manajemen pada pemeliharaan anak. Dengan perbaikan manajemen beternak melalui perkawinan dan pengaturan jarak beranak diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kelinci terutama pada kualitas ternak, dan jumlah anak yang dihasilkan.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleProduktivitas Tiga Bangsa Kelinci Di Peternakan Rakyat Desa Pakunden Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang Jawa Tengahid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record