Suplementasi Tepung Jangkrik dalam Ransum Komersial terhadap Performa Ayam Petelur
Abstract
Telur merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan hampir semua proteinnya dapat dimanfaatkan oleh tubuh jika dibandingkan dengan protein bahan pangan lain. Kandungan asam amino pada telur lebih baik karena asam amino telur dijadikan sebagai tolak ukur standar asam amino yang diserap oleh tubuh (biological value) untuk menghitung asam amino pembatas. Konsumsi telur semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Menurut Ditjen Peternakan (2005), konsumsi protein hewani yang berasal dari telur mengalami peningkatan yaitu dari 4,38 kg/kapita/tahun pada tahun 2004 menjadi 4,71 kg/kapita/tahun pada tahun 2005. Kebutuhan telur tersebut selain dipenuhi oleh telur ayam ras, juga berasal dari telur itik dan ayam buras yaitu sekitar 60 %. Tepung jangkrik dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan berkualitas tinggi dan sumber hormon, terutama estrogen. Hal ini dikarenakan tepung jangkrik mengandung protein yang cukup tinggi. Beberapa literatur menyebutkan bahwa peningkatan kandungan protein ransum mempengaruhi performa produksi ayam petelur.