Show simple item record

dc.contributor.authorSirojudin, Deden
dc.date.accessioned2010-05-27T02:57:39Z
dc.date.available2010-05-27T02:57:39Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/26029
dc.description.abstractKegagalan reproduksi atau kemajiran yang sering dialami ternak sapi perah adalah gagalnya fungsi hormonal reproduksi. Hipofungsi ovarium adalah salah satu penyakit yang banyak timbul pada sapi perah dengan gejala klinis : anestrus, apabila dilakuan palpasi rektal ovarium yang kurang aktif, terasa licin, tidak ada penonjolan folikel atau korpus luteum dan ukuran ovariumnya normal. Kemudian sekresi hormor yang dihasilkan ovarium seperti hormon progesteron dan estrogen sangat rendah, sehingga mengakibatkan tidak terjadinya berahi dan kopulasi. Untuk menentukan bahwa sapi perah yang akan diberi perlakuan itu menderita penyakit hipofungsi ovarium, maka dilakukan pemeriksaan dengan cara palpasi rektal pada ovariumnya. Keilludian berdasarkan keterangan dari petugas kesehatan hewan dan peternak, bahwa sapi tersebut tidak menunjukan gejala berahi atau tidak bunting setelah dilakukan IB berulang kali. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan penggunaan preparat potahorinon dengan kandungan progesteron yang berbeda yaitu 25 mg (TI); 50 mg (T2); 75 mg (T3) dan (T4) teknik masage ovari dengan lima kali ulangan untuk masing-masing perlakuan terhadap munculnya berahi pada sapi perah. Parameter yang diamati pada 20 ekor sapi perah bangsa Fries Holland (FH] adalah persentase berahi dau hari pemunculan berahi setelah perlakuan.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleTeknik masage ovari dan penggunaan potahormon pada kasus hipofungsi ovarium sapi perahid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record