Show simple item record

dc.contributor.authorBunawan, Anita
dc.date.accessioned2010-05-18T09:39:16Z
dc.date.available2010-05-18T09:39:16Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22849
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai tingkat konsentrasi ekstrak batang benalu teh (Scurrula oortiana) terhadap perkembangan folikel limfoid bursa Fabricius serta mengetahui rute inokulasi yang terbaik dalam pemberian ektrak benalu teh pada telur embrio tertunas (TET). Sebanyak 56 butir TET dibagi kedalam 3 kelompok rute inokulasi, yaitu aiantois, kantung kuning telur (KKT) dm membran korioalantois (CAM). Setiap kelompok tersebut dibagi lagi menjadi 3 kelompok tingkat konsentrasi ekstrak benalu teh yang diinokulasikan pada TET dengan konsentrasi bertingkat untuk tiap butir TET masingmasing 0,2 mg/0,2 ml, 1 mg/0,2 ml dan 2 mg/0,2 mi. Disamping itu ada dua kelompok lagi yang bertindak sebagai kontrol placebo yang diberi RPMI 1640 sebanyak 42 ml butir TET dan kontrol (-1 yang tidak diberi perlakuan. Kelima kelompok tersebut masing-masing berjumlah 4 butir TET. Inokulasi pada kelompok almtois dilakukan pada TET umur 10 hari, sedangkan untuk KKT dan CAM masingmasing pada umur TET 7 dan 12 hari. Seluruh TET kemudian disimpan dalarn inkubator pada suhu 38 derajat celcius dan diamati setiap hari mulai dari hari pertma inokulasi sampai dengan hari ke-21 pasca inokulasi. Embrio telur yang mati selama hari pengamatan disingkirkan dan dihitung persentase kematiannya untuk tiap kelompok konsentrasi pada masing-masing kelompok rute inokulasi. Pada hari ke-21 pasca inokulasi seluruh TET yang masih hidup dibuka dm diambil embrionya untuk ditimbang, selanjutnya dilakukan nekropsi embrio untuk mengambil organ bursa Fabricius. Organ bursa disimpan dalarn larutan Bufler Nepal Formalin (BNF) 10% dm selanjutnya dilakukan pembuatan preparat histologis. Pengamatan histologis dari bursa Fabricius dilakukan dengan cara mengambil 8 plika secara acak pada bursa dari setiap preparat untuk dihitung persentase perbandingan jumlah folikel limfoid aktif dengan jumlah folikel limfoid keseluruhan dalarn masing-masing plika pada bursa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kematim TET untuk kelompok inokulasi rute dantois pada konsentrasi 1 mg/0,2 ml lebih rendah daripada kelompok KKT dan CAM. Sedangkan rataan berat badan embrio untuk kelompok inokulasi alantois dan KKT pada konsentrasi 0,2 mg/0,2 ml, lmg/0,2 ml dan 2 mg/0,2 ml menunjukkan hasil tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol tanpa perlakuan maupun placebo. Hasii pengamatan terhadap rataan persentase folikel limfoid aktif pada rute alantois untuk kelompk konsentrasi 0,2 mg/0,2 mI, 1 mg/0,2 ml dan 2 mg/0,2 ml adalah 26,672%, 48,262% d a 25,409%, sedangkan kontrol tanpa perlakuan dan placebo masing-masing addah 25,403% clan 30,659%, Hal ini menunj ukkan bahwa pemberian ekstralr benalu teh pada rute inokulasi alantois dengan konsentrasi 1 mg/0.2 ml &pat meningkatkan rataan persentase folikel limfoid aktif bursa Fabricius embrio ayamid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh Ekstrak Batang Benalu Teh (Scurrula oorfiana) terhadap Perkembangan Folikel Limfoid Bursa Fabricius pada Embrio Telur Tertunas.id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record