Show simple item record

dc.contributor.authorRatnasari, Dedeh
dc.date.accessioned2010-05-16T22:11:01Z
dc.date.available2010-05-16T22:11:01Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22095
dc.description.abstractAdanya peningkatan permintaan pasar dunia akan ikan hias terutama ikan hias yang hidup pada ekosistem terumbu karang telah mendorong terjadinya eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya tersebut. Eksploitasi yang umum dilakukan nelayan adalah dengan menggunakan potasium sianida, sehingga menimbulkan kerusakan yang sangat parah pada ekosistem terumbu karang. Pengkajian tentang berbagai alternatif pengganti potasium sianida perlu dilakukan. Minyak cengkeh merupakan salah satu alternatif pilihan, karena bahan tersebut mengandung zat aktif eugenol yang merupakan senyawa anestetik dan telah lama digunakan sebagai zat pembius pada proses transportasi ikan hidup. Namun penggunaan minyak cengkeh sebagai zat pembius pada proses penangkapan belum dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh penggunaan minyak cengkeh sebagai alternatif pengganti potasium sianida khususnya terhadap ikan klon {Amphiprion percula) dan anemon piring {Heteractis magnifica) yang merupakan salah satu komponen ekosistem terumbu karang. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk menentukan kandungan eugenol dalam minyak cengkeh merk "Lowo", menentukan waktu penurunan konsentrasi minyak cengkeh dan potasium sianida diperairan terbuka dan menganalisa parameter kualitas air lingkungan yang terkena perlakuan, meliputi pH, suhu, DO. NH3 dan salinitas.' Pada penelitian utama dilakukan pengujian bioassay pada media tertutup untuk menentukan konsentrasi minyak cengkeh merk "Lowo" yang efektif sebagai pengganti potasium sianida. Perlakuan yang diberikan terhadap ikan klon adalah konsentrasi minyak cengkeh 5 ppm (MC5), minyak cengkeh 10 ppm (MC10), minyak cengkeh 15 ppm (MC 15), minyak cengkeh 20 ppm (MC20) dan minyak cengkeh 25 ppm (MC25). Sebagai pembanding digunakan potasium sianida dengan konsentrasi 1 ppm (Pl). Sedangkan perlakuan yang diberikan terhadap anemon adalah MC15, MC20 dan Pl. Analisa dilakukan terhadap waktu pingsan dan waktu sadar ikan klon, waktu penurunan dan pemulihan kondisi anemon piring dan parameter kualitas air media uji yang meliputi pH, suhu, DO, salinitas, NH3 dan C02. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa kandungan eugenol dalam minyak cengkeh "Lowo" dapat dinyatakan dengan persamaan Y = 1,22 X + 0,4. Setelah 10 menit pengamatan, kadar eugenol terukur 0-94 ppm dan memiliki waktu sekitar 6 menit untuik mempertahankan keefektivan konsentrasinya. Sedangkan konsentrasi potasium'sianida terukur 8,37 - 182,16 ppm dan memiliki waktu lebih dari 10 menit untuk mempertahankan keefektivan konsentrasinya. Parameter kualitas air lingkungan yang terkena perlakuan adalah suhu 30±1°C, pH 7 - 8, DO 2,89 - 6,08 mg/£ salinitas 32 mg/T dan NH3 0,439- 1,495 mg/£ Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa MC5 menyebabkan ikan klon pingsan setelah 412 - 468 detik , sadar setelah 92 - 110 detik dengan tingkat kematian 0 % ; MC 10 menyebabkan ikan pingsan setelah371 - 402 detik, sadar setelah 151 - 173 detik dengan tingkat kematian 0 %; MC 15 menyebabkan ikan klon pingsan setelah 250 - 266 detik, sadar setelah 199 - 221 detik dengan tingkat kematian 0 %; MC20 menyebabkan ikan klon pingsan setelah 162 - 191 detik, sadar setelah 309 - 351 detik dengan tingkat kematian 0 %; MC25 menyebabkan ikan klon pingsan setelah 60 - 72 detik, sadar setelah 1200 - 1926 detik dengan tingkat kematian 33,33 %; Pl menyebabkan ikan klon pingsan pada detik ke-I 17, sadar setelah 237 detik dengan tingkat kematian 0 %. Sedangkan MC 15 menyebabkan penurunan kondisi anemon piring pada detik ke-25, pulih sadar setelah 180 detik dengan tingkat kematian 0 %; MC20 menyebabkan penurunan kondisi pada anemon piring pada detik ke-17, pulih sadar setelah 535 - 547 detik dengan tingkat kematin 0 %; Pl menyebabkan penurunan kondisi anemon piring pada detik ke-180, pulih sadar setelah 120 detik. Analisis statistika menunjukkan bahwa pada selang kepercayaan 95 %, perlakuan konsentrasi memberikan pengaruh nyata terhadap waktu pingsan dan waktu sadar ikan klon serta waktu penurunan dan pemulihan kondisi anemon piring. Parameter kualitas air media adalah pH 7 - 8, suhu 30±1°C, DO 4,57 - 7,87 mg/( C02 1,98 - 13,86 mg/4 NH3 0,059 - 0,172 mg/r dan salinitas 33 mg/C Hasil analisis statistika non parametrika Kruskal-wallis menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pH, suhu, DO, CO2, NH3 dan salinitas. Dari hasil analisis diatas, perlakuan yang menunjukkan nilai terbaik adalah perlakuan konsentrasi minyak cengkeh 20 ppm (MC20). Konsentrasi tersebut menyebabkan ikan klon pingsan setelahl62 - 191 detik dan sadar setelah 309 detik; menurunkan kondisi anemon piring pada detik ke-25 dan pulih kembali setelah 540 detik dengan tingkat kematian 0 %. Parameter kualitas air dengan perlakuan MC20 berada pada kisaran baik yaitu pH 8, suhu 30°C, DO 7,56 mg/£ C02 8,72 mg/£ salinitas 33 mg//"dan NH3 0,17 mg/Cid
dc.titlePengaruh Penggunaan Minyak Cengkeh terhadap Ikan Klon(Amphiprion percula) dan Anemon Piring (Heteractis magnifica) sebagai Alternatif Pengganti Potasium Sianidaid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record