Show simple item record

dc.contributor.advisorSyamsu, Khaswar
dc.contributor.advisorSuryani Ani
dc.contributor.authorHakim, Lukman
dc.date.accessioned2010-05-10T09:32:33Z
dc.date.available2010-05-10T09:32:33Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18243
dc.description.abstractProses hilir merupakan proses yang berkaitan dengan pemanenan dan pemurnian produk hasil fermentasi. Proses hilir Poli-ẞ-Hidroksialkanoat (PHA) memerlukan penanganan khusus. Hal ini disebabkan karena PHA merupakan produk metabolit sekunder yang bersifat intraselular, sehingga diperlukan teknik disintegrasi sel untuk memanennya. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah ekstraksi menggunakan pelarut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis pelarut ekstraksi terbaik dalam pemanenan PHA dan mengetahui sifat-sifat termal PHA terbaik yang dihasilkan. Perlakuan pada percobaan ini adalah jenis pelarut yang digunakan, yaitu (L1) NaOH, (L2) NaOCI, (L3) Aseton, (L4) Triton-X-100, (L5) Diklorometana, dan (L6) Campuran Diklorometana dengan Etanol (1:1). Proporsi pelarut dengan bahan yang diekstraksi sebesar 2%. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua kali ulangan. Hasil pengamatan dilakukan terhadap parameter perolehan, rendemen, dan sifat-sifat termal PHA yang meliputi temperatur transisi gelas (glass transition temperature/Tg), titik leleh (melting point/Tm), panas fusi/panas pembentukan, dan panas kristalisasi. Hasil pengukuran dan penghitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut: rendemen PHA tertinggi sebesar 14,44% b.k. diperoleh pada perlakuan menggunakan jenis pelarut NaOCI. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis pelarut berpengaruh sangat nyata terhadap perolehan dan rendemen PHA. Hasil uji lanjut Duncan menyimpulkan bahwa jenis pelarut yang memberikan hasil perolehan dan rendemen PHA terbaik adalah NaOCI. Karakteristik termal PHA terbaik yang dihasilkan dari jenis perlakuan jenis pelarut NaOCI adalah Tg sebesar 7,67°C, Tm sebesar 165,62°C, panas kristalisasi dan panas pembentukan berturut-turut sebesar 53,68 J/g dan 71,53 J/g. Perlakuan jenis pelarut NaOH memberikan hasil nilai Tm sebesar 167,70°C sedangkan nilai T, tidak dapat terdeteksi oleh uji dengan DSC (Differential Scanning Calorimetry); panas kristalisasi sebesar 58,83 J/g dan panas pembentukan sebesar 74,62 J/g.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleKajian Proses Poli-β-Hidroksialkanoat Menggunakan Enam Jenis Pelarut Ekstraksiid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record