Portofolio Bisnis Untuk Kemandirian Finansial Lembaga Riset (Kasus Di Pusat Penelitian Teh dan Kina)
View/ Open
Date
2018Author
Bestari, Srihadiyati Ayu
Firdaus, Muhammad
Andati, Trias
Metadata
Show full item recordAbstract
Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK), setelah mengalami beberapa kali
perubahan status Badan Hukum, akhirnya mulai tahun 2009 berstatus sebagai
perusahaan swasta. Namun PPTK masih mengalami hambatan dalam mencapai
kemandirian finansial, yang ditandai dengan adanya ekuitas negatif dari tahun ke
tahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menentukan posisi SWOT
organisasi PPTK; memetakan Strategic Business Unit (SBU) dari PPTK;
menentukan struktur biaya dan pendapatan dari masing-masing SBU; mengetahui
portfolio bisnisnya berdasarkan matriks BCG; dan implikasi manajerial untuk
kemandirian finansial PPTK. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer dikumpulkan dari kuisioner yang diisi oleh responden dari
pihak manajemen dan stakeholders PPTK.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis S-W-O-T dimana
penentuan bobot pada kriteria masing-masing faktor S-W-O-T menggunakan metode
pembobotan Eckenrode. Biaya dikelompokkan dalam biaya variabel dan biaya tetap.
Analisis portofolio bisnis dan posisi masing-masing SBU PPTK menggunakan
matriks Boston Consulting Group (BCG). Selanjutnya kombinasi hasil analisis
struktur biaya dan kinerja SBU digunakan untuk mempertajam hasil dari matriks
BCG. Hasil Internal Factor Evaluation (IFE) menunjukkan nilai negatif 0,14 yang
menunjukkan posisi internal yang lemah. Kelemahan utama terletak pada
kemampuan pemasaran produk-produk dan jasa PPTK. External Factor Evaluation
(EFE) menunjukkan nilai positif 0,11 yang menunjukkan posisi eksternal PPTK
cukup kuat. Kelemahan PPTK lebih dominan dibandingkan dengan Kekuatannya,
serta Peluang PPTK lebih dominan dibandingkan dengan Ancamannya, dengan kata
lain posisi PPTK merupakan pertemuan antara faktor internal Kelemahan (Weakness)
dan faktor eksternal Peluang (Opportunity). Maka rekomendasi strategi yang
disarankan adalah Divestment/Investment.
Hasil analisis Matriks BCG, sebagian besar SBU PPTK yaitu sebanyak 73
persen berada pada kategori Question Mark (8 SBU); 18 persen termasuk kategori
Cash Cow (2 SBU); dan 9 persen yang termasuk dalam kategori Dog (1 SBU). Tidak
ada satu pun SBU yang termasuk dalam kategori Star. Komposisi biaya tetap di 11
SBU PPTK cukup tinggi berkisar 28,7 - 75,5 persen. Diantara delapan SBU yang
termasuk dalam kategori Question Mark, apabila dikaitkan dengan struktur biaya dan
kinerja bisnisnya, hanya terdapat 3 (tiga) SBU yang berpeluang besar untuk didorong
masuk ke kategori Star yaitu SBU6 Produksi Benih Unggul Teh dan Kina; SBU7
Unit Teh Putih dan Teh Kemasan; dan SBU10 Unit Kebun Kopi Arabika. SBU yang
memberikan kontribusi keuntungan adalah SBU yang pertumbuhan bisnisnya diatas
10 persen dan pendapatannya relatif lebih besar dibandingkan biaya variabelnya.
Ketiga SBU tersebut dapat didorong dari kategori Question Mark ke kategori Star
dengan menggunakan strategi Build atau Membangun, yaitu strategi meningkatkan
investasi pada produk atau unit bisnis agar dapat meningkatkan pangsa pasar.
Collections
- MT - Business [4044]
