Suplementasi Kedelai Teproteksi dan Daun Pepaya dalam Ransum terhadap Fermentabilitas dan Kecernaan Secara In Vitro
Abstract
Peningkatan efisiensi penggunaan protein melalui proses pemanasan sudah
banyak dikaji, namun kombinasinya dengan agen defaunasi belum banyak
dipelajari. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak suplementasi kedelai
terproteksi dengan metode sangrai dan daun pepaya terhadap fermentabilitas dan
kecernaan secara in vitro. Rancangan Acak Kelompok digunakan dengan
pengelompokkan berdasarkan periode pengambilan rumen dan empat perlakuan:
P1 (Ransum basal), P2 (P1 + suplemen 5%), P3 (P1 + suplemen 10%), dan P4 (P1
+ suplemen 15%). Parameter yang diamati meliputi pH, volatile fatty acid (VFA)
total, konsentrasi NH3, populasi protozoa dan bakteri, kecernaan bahan kering
(KcBK), dan kecernaan bahan organik (KcBO). Hasil menunjukkan suplemen 15%
meningkatkan VFA tertinggi (139,25 mM) dibandingkan dengan kontrol (99,26
mM) dan menurunkan KcBK (54,30%) dan KcBO (54,75%) dibandingkan dengan
kontrol (58,23% dan 58,95%). Simpulannya yaitu suplemen protein dalam ransum
dapat meningkatkan produksi VFA, menurunkan NH3, dan mempertahankan KcBK
dan KcBO pada taraf pemberian 10% tanpa mempengaruhi pH, populasi protozoa
rumen, dan populasi bakteri. The improvement of protein utilization efficiency through heat processing has
been widely studied, but its combination with defaunation agents has not been
widely explored. This study aimed to evaluate the effect of roasted soybean
supplementation and combined with papaya leaves, on in vitro fermentability and
digestibility. A randomized block design was used, with grouping based on rumen
liquor collection periods, and four treatments were applied: P1 (basal ration), P2
(P1 + 5% supplement), P3 (P1 + 10% supplement), and P4 (P1 + 15% supplement).
Observed parameters included ruminal pH, VFA, NH3, protozoal and bacterial
population, dry matter digestibility (DMD), and organic matter digestibility (OMD).
The results showed that protein supplement 15% yielded the highest total VFA
(139.25 mM) compared to the control (99.26 mM), while DMD (54.30%) and OMD
(54.75%) were lower than those of the control group (58.23% and 58.95%). The
conclusion is protein supplementation in the ration can increase VFA, reduce NH3
concentration, and maintain DMD and OMD at 10% inclusion level, without
affecting ruminal pH, protozoal and bacterial population.
