Desain Proses Produksi Beef Tallow dengan Pemanfaatan Limbah Lemak Trimming Sapi di Perumda Dharma Jaya

Abstract

Perumda Dharma Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan industri daging, serta ketahanan pangan protein hewani di Jakarta. Salah satu unit usahanya adalah pemotongan daging beku impor yang menghasilkan sisa lemak dari proses pemangkasan. Lemak ini mempunyai nilai jual yang rendah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengoptimalkan proses produksi beef tallow, yaitu lemak hewani yang memiliki berbagai aplikasi industri. Proses produksi beef tallow dilakukan dengan dua metode, yakni dry rendering dan wet rendering. Dalam proses dry rendering, lemak dipanaskan tanpa menggunakan air, sedangkan wet rendering melibatkan penggunaan air sebagai media pemanas. Penelitian ini melibatkan berbagai perlakuan untuk mengoptimalkan proses dengan fokus peningkatan hasil dan kualitas produk akhir, serta merancang penggandaan skala untuk produksi komersial. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode dry rendering lebih efektif dibandingkan dengan metode dry rendering. Selain itu, perancangan penggandaan skala mencakup keseimbangan masa dan energi, serta pemilihan peralatan dan mesin yang sesuai. Penelitian ini berkontribusi kepada Perumda Dharma Jaya dengan mengubah lemak trimming menjadi produk bernilai lebih tinggi. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi untuk pengembangan proses produksi lemak sapi di industri lainnya.

Perumda Dharma Jaya is a company engaged in the trade and meat processing industry, as well as the protein food security sector in Jakarta. One of its business units involves the processing of imported frozen meat, which generates fat trimming as a byproduct. This fat currently has low market value and has not been optimally utilized. This research aims to design and optimze the process of producing beef tallow, an animal fat with numerous industrial applications. The beef tallow production process was carried out using who methods, which is dry rendering and wet rendering. in the dry rendering process, fat is heated without the use of water, while wet rendering involves the use of water as a medium during heating. The study involved various treatments to optimize the process with a focus on improving yield and the quality of the final product, as well as designing a scale-up plan for industrial production. The results showed that the dry rendering method is more effective than the wet rendering method. Addtionally, the scale-up plan included mass and energy balance calculations and the selection of appropriate equipment and machinery. This research contributes to Perumda Dharma Jaya by turning fat ftrimmings into higher-value products. It cal also serve as a reference for the development of beef fat production processes in other industries.