Show simple item record

dc.contributor.authorAkhdemila, Wanda
dc.date.accessioned2010-05-07T09:32:33Z
dc.date.available2010-05-07T09:32:33Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15465
dc.description.abstractPalang Merah Indonesia merupakan salah satu instansi yang menyediakan darah selain instansi yang ditetapkan oleh Menteri kesehatan. Guna memenuhi tugas tersebut, PMI membuat suatu unit khusus untuk melaksanakan tugas tersebut yaitu Unit Transfusi Darah atau UTD. UTD PMI harus dapat menyediakan darah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien. Pengendalian persediaan darah pada UTD dirasakan sangat penting karena apabila ada permintaan darah namun UTD tidak dapat menyediakan darah tersebut, maka ada kemungkinan pasien tersebut tidak tertolong. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini karena ingin mengetahui pengendalian persediaan darah dalam memenuhi kebutuhan pasien. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) Mempelajari sistem persediaan darah di PMI UTDC Kota Depok. (2) Mengidentifikasi karakteristik penerimaan dan pemakaian darah di PMI UTDC Kota Depok. (3) Menghitung besaran untuk setiap parameter sistem persediaan darah di PMI UTDC Kota Depok. (4) Menetapkan tingkat persediaan optimal darah di PMI UTDC Kota Depok. Penelitian dilakukan pada Palang Merah Indonesia (PMI) Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) Kota Depok bagian persediaan dari bulan Februari sampai Juni 2009 pemilihan lokasi secara sengaja (purposive). Penelitian ini menggunakan data primer dari wawancara dan data sekunder dari studi pustaka serta dokumen-dokumen dan laporan-laporan manajemen PMI UTDC Kota Depok. Analisis menggunakan metode probabilitas dan pengolahan data menggunakan Kalkulator serta Microsoft Excell 2003. Penelitian menunjukkan bahwa sistem persediaan darah di PMI UTDC Kota Depok masih sangat sederhana yaitu hanya memperhatikan penerimaan dan pemakaian darah tanpa memperhatikan unsur-unsur yang lain seperti lead time, safety stock, reorder point, serta kuantitas maksimum. Golongan darah yang paling banyak penerimaan serta pemakaiannya pada tahun 2008 ialah golongan darah O dengan rata-rata penerimaannya yaitu 33 kantong darah per minggu dan rata-rata pemakaiannya 28 kantong darah per minggu. Golongan darah B pada peringkat selanjutnya dengan rata-rata penerimaan sebanyak 33 kantong darah per minggu dan rata-rata pemakaiannya 28 kantong darah per minggu. Golongan darah A dengan rata-rata penerimaan sebanyak 22 kantong darah per minggu dan rata-rata pemakaiannya 20 kantong darah per minggu pada peingkat selanjutnya. Terakhir ialah golongan darah AB dengan rata-rata penerimaan sebanyak 5 kantong darah per minggu dan rata-rata pemakaiannya 4 kantong darah per minggu. Rata-rata lead time hasil perhitungan yaitu 6 hari dan standar devasinya 3,7. lt  Rata-rata lead time ini digunakan untuk menghitung Safety Stock dan Reorder Point. Safety Stock (SS) untuk golongan darah O adalah sebesar 37 kantong darah, golongan darah B adalah 28 kantong darah, golongan darah A adalah 23 kantong darah, golongan darah AB adalah 10 kantong darah. Reorder Point (ROP) untuk golongan darah O adalah sebesar 61 kantong darah, golongan darah B sebesar 46 kantong darah, golongan darah A sebesar 35 kantong darah dan golongan darah AB sebesar 16 kantong darah. Kuantitas maksimum boks sebagai tempat penyimpanan darah sementara pada saat melakukan pengambilan darah ke kelompok donor ialah 200 kantong darah untuk seluruh golongan darah. Kuantitas maksimum golongan darah O ialah 86 kantong darah, golongan darah B sebesar 58 kantong darah, golongan darah A sebesar 44 kantong darah sedangkan golongan darah AB ialah sebesar 12 kantong darah.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis pengendalian persediaan darah pada palang merah indonesia (PMI) unit transfusi darah cabang (UTDC) Kota Depokid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record