Pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan botia (Botia macracanthus Bleeker) pada berbagai padat penebangan
View/ Open
Date
2003Author
Purnama, Rully Setya
Effendi, Irzal
Wahjuningrum, Dinamella
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu komoditas ikan hlas asli Indonesia yang dihasilkan dari perairan Sumatera dan Kalimantan adalah ikan botia (Botia macracanthus Bleeker). Ikan hias ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Penyediaan ikan ini sepenuhnya masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam yang bersifat musiman karena masih sulit untuk dikembangbiakkan. Usaha penampungan dan pendederan ini menjadi berkembang, selain untuk mengatasi fluktuasi harga dan juga memperoleh keuntungan yang lebih besar akibat pertambahan ukuran ikan. Padat penebaran merupakan hal penting dalam usaha penampungan dan pendederan karena akan mempengaruhi kenyamanan ikan, oksigen terlarut, amoniak (NH3) dan kompetisi pakan. Dengan padat penebaran yang optimum maka pertumbuhan, kelangsungan hidup, efisiensi pakan akan maksimum. Pengaturan padat penebaran dalam usaha penampungan dan pendederan ikan botia yang sebagian besar berlokasi di daerah perkotaan merupakan hal penting karena dapat menghemat lahan dan air dan akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari usaha penampungan dan pendederan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui padat penebaran yang optimum bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan botia.
Penelitian ini dilakukan pada minggu kedua bulan April hingga minggu kedua bulan Juni 2003 di Laboratorium Ikan Hias, Balai Budidaya Air Tawar Jambi, Desa Sungai Gelam, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Bak fiber glass (30 liter) dengan luas dasar 0,1 m² sebanyak 9 unit yang masing-masing diisi air sebanyak 10 liter dan dilengkapi aerasi digunakan untuk memelihara ikan botia (panjang 2,70±0,27 cm dan bobot 0,26±0,08 gram) dengan padat penebaran 1000 ekor/m², 1500 ekor/m² atau 2000 ekor/m². Ikan ini berasal dari Danau Teluk, Jambi. Selama penelitian, ikan diberi pakan cacing sutera sebanyak 10% dari biomassa/hari, 2 kali sehari (pagi dan sore). Air akuarium disifon dan diganti 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 60%/hari. Rancangan Acak Lengkap digunakan dalam penelitian ini dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Analisis Ragam kemudian dilanjutkan polinom orthogonal digunakan untuk menunjukkan perbedaan dan kecenderungan respon....
