| dc.description.abstract | Penentuan tingkat ploidi ikan dapat diidentifikasi dengan berbagai metoda, baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Metoda langsung misalnya dengan penghitungan jumlah kromosom dan penentuan kandungan DNA. Sedangkan metoda tidak langsung dilakukan dengan pengukuran volume inti atau sel, elektrophoresis protein, pengamatan morfologi serta penghitungan jumlah nukleolus (Thorgaard, 1983). Metoda penghitungan nukleolus per sel kemungkinan merupakan metoda yang baik dibandingkan dengan metoda tidak langsung lainnya, karena metoda ini sederhana, cepat dan praktis untuk menentukan tingkat ploidi ikan (Carman, 1992).
Metoda penghitungan nukleolus per sel telah diterapkan oleh Phillips et al. (1986) yang memperlihatkan bahwa pada ikan salmonid, individu haploid mempunyai satu nukleolus per sel, individu diploid mempunyai satu, atau dua nukleoli per sel dan individu triploid mempunyai satu, dua atau tiga nukleoli per sel, namun dari hasil penelitian Carman et al. (1992) terdapat kejanggalan pada beberapa individu ikan mas dengan jumlah maksimal satu, tiga, dan empat nukleolus per sel. Kemungkinan hal ini terjadi pula pada spesies ikan lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah nukleolus dan kromosom pada ikan nila merah (Oreochromis niloticus), mujair (Oreochromis mossambicus), gurame (Osphronemus gouramy) dan lele dumbo (Clarias sp.).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengembangbiakan Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan, IPB, dari bulan Februari sampai September 1994. ... | id |
