Pengaruh waktu awal kejutan panas terhadap keberhasilan ginogenesis mitotik Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.)
View/ Open
Date
1995Author
Arief, Zain Ahmad
Carman, Odang
Arfah, Harton
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu awal kejutan panas terhadap keberhasilan ginogenesis mitotik ikan lele dumbo (Clarias sp.) dengan menggunakan sperma ikan tawes (Puntius gonionotus). Pelaksanaan penelitian ini mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan September 1994, yang bertempat di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Kolam Percobaan Darmaga, Fakultas Perikanan, Institut Partanian Bogor.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali percobaan dalam waktu yang berbeda, telur yang digunakan berasal dari induk betina ikan lele dumbo sedangkan sperma berasal dari lele dumbo dan ikan tawes.
Perlakuan yang dibuat berupa Kontrol Normal (KN) yaitu pembuahan telur oleh sperma lele dumbo tanpa diradiasi dan kejutan panas, Kontrol Hibrid (KH) yaitu pembuahan telur oleh sperma ikan tawes tanpa diradiasi dan kejutan panas, Kontrol Ultra Violet (K-UV) yaitu pembuahan telur oleh sperma tawes yang telah diradiasi tanpa dilanjutkan dengan pemberian kejutan panas, serta perlakuan waktu awal kejutan panas yaitu pembuahan telur oleh sperma ikan tawes yang telah diradiasi kemudian setelah 20, 25, dan 30 menit (Percobaan I) serta 22.5, 25 dan 27.5 menit (percobaan II) dari pembuahan, dilanjutkan dengan pemeberian kejutan panas pada suhu 38 °C selama 1.5 menit.
Parameter yang diamati meliputi derajat pembuahan (FR), kelangsungan hidup embrio (SRe), derajat penetasan (HR), prosentase jumlah larva diploid (PLD) dan tingkat kelangsungan hidup larva umur 14 hari (SRL14).
Dari hasil pengamatan terhadap perlakuan waktu awal kejutan panas pada kedua percobaan, prosentase jumlah larva diploid yang dihasilkan cukup rendah yaitu berkisar 0,3-0,4% (percobaan I) dan 1,3 - 2,8% (percobaan II), sedangkan untuk derajat pembuahannya berkisar 68,6 73,0% (percobaan I), 26,3 nilai SRe nya berkisar 65,3 47,1% (percobaan II), untuk - 86,7% (percobaan I), 18,2- 24,4% (percobaan II), untuk nilai prosentase derajat penetasannya berkisar 60,8 - 84,1% (percobaan I), 11,2- 18,6% (percobaan II), sedangkan SRL pada percobaan I berkisar 0.3 0,4% dan 1,3 2,8% pada percobaan II…dst
