| dc.description.abstract | Perusahaan yang bergerak di bidang industri membutuhkan pemeliharaan yang berkesinambungan terhadap mesin-mesin produksinya. Tanpa kondisi mesin yang optimal, proses produksi tidak bisa mencapai tingkat produktivitas yang diinginkan. Pemeliharaan dan perawatan merupakan kegiatan untuk menjamin mesin produksi agar dapat bekerja sebagaimana mestinya. Pemeliharaan dan perawatan menyeluruh untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dikenal dengan Total Productive Maintenance (TPM). TPM menggabungkan praktek pemeliharaan preventive maintenance dan predictive maintenance dengan keterlibatan operator mesin melalui kegiatan autonomous maintenance. PT Frina Lestari Nusantara (PT FLN) merupakan salah satu perusahaan yang sedang berkembang di industri aksesoris kendaraan bermotor. Perkembangan ini salah satunya dikarenakan perusahaan menerapkan sistem Total Productive Maintenance (TPM) di lingkungan kerjanya. Produk-produk PT FLN diproduksi secara massal dan dipasarkan lewat agen tunggal pemegang hak merk kendaraan bermotor. PT FLN merupakan pemasok utama bagi perusahaan mobil seperti PT Indomobil Suzuki, PT Astra Honda Motor, PT Tiga Berlian Mitsubishi Motors, PT Astra Daihatsu, PT Isuzu, PT Ford Indonesia dan PT Astra Toyota. Penelitian ini menganalisis tentang persepsi operator mesin, foreman dan supervisor di Plant-2 (sebagai area kerja kritis) tentang pelaksanaan TPM dan pengaruhnya terhadap produktivitas perusahaan. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan penghitungan Overall Equipment Efficiency (OEE) dengan memperhatikan tiga kriteria, yaitu availability, performance, dan quality. Pelaksanaan TPM di PT Frina Lestari Nusantara meliputi program kerja sikap 5S, kegiatan preventive maintenance, predictive maintenance, dan autonomous maintenance. Area kerja kritis terdapat pada area produksi Plant-2 dan stasiun kerja kritis adalah stasiun kerja Vacuum Forming-2. Kesimpulan dari persepsi para operator, foreman, dan supervisor menunjukkan adanya perubahan terhadap produktivitas setelah diterapkannya TPM. Hasil dari pengukuran dengan OEE, produktivitas paling rendah terdapat pada mesin Vacum Forming-1 pada tahun 2007 dengan nilai 70,20 persen. Nilai tertinggi terdapat pada Blow Molding 2 pada tahun 2009 yaitu 107,94 persen. | id |