dc.description.abstract | Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) yang termasuk ke dalam famili pangasidae merupakan ikan yang berasal dari Thailand dan hidup di perairan umum. Ikan ini mempunyai prospek yang baik dan bernilai dagang tinggi, baik sewaktu masih benih sebagai ikan hias maupun setelah dewasa sebagai ikan konsumsi. Hal ini mengakibatkan peningkatan terhadap permintaan benihnya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan akan benih biasanya dengan pembelian telur ikan dari daerah lain. Masalah yang timbul dari pembelian ini adalah cara penyimpanan dan pengangkutan dengan aman. Penyimpanan telur dalam keadaan kering dengan berbagai kisaran suhu sudah pernah dilakukan. Tujuan pengawetan telur adalah memudahkan transportasi dan distribusinya dalam jumlah besar ke daerah yang lebih luas, mengurangi jumlah ikan betina yang perlu dipelihara, serta mempertinggi kemungkinan terjadinya pembuahan meskipun kematangan gonad ikan betina dan jantan tidak serentak. Keadaan ini memungkinkan dihasilkannya benih sepanjang tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu penyimpanan telur ikan patin dalam keadaan kering terhadap derajat pembuahan dan daya tetas telur, dan dilaksanakan di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan April 1999.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan enam perlakuan dan satu kontrol. Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah lama waktu peyimpanan telur dalam keadaan kering selama 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 jam setelah telur dikeluarkan dari tubuh induk. Sehabismasa perlakuan telur dicampur dengan sperma menurut cara yang biasa dalam pembuahan buatan. Pada kontrol pencampuran sperma dan telur segera setelah telur dikeluarkan dari tubuh induk. Percobaan didisain dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan gambar serta dianalisis secara statistik dan deskriptif.
Telur diperoleh dengan mengurut induk yang telah matang gonad. Telur ini ditampung di dalam mangkuk besar dan dibagikan ke dalam wadah penyimpanan sesuai dengan perlakuan. Sperma yang telah diambil dari ikan jantan yang matang gonad ditampung dengan menggunakan syringe. Setelah itu dilakukan pencampuran antara sperma dan telur serta diaduk dengan menggunakan bulu ayam sampai merata. Setelah itu telur ditebar pada lempengan kaca (10 cm x 10 cm). Lempeng kaca dipindahkan ke dalam akuarium (30 cm x 20 cm x 20 cm) untuk diinkubasi dan diamati. Pengambilan sperma dilakukan setiap jam disesuaikan dengan perlakuan.
Parameter yang diamati meliputi penghitungan derajat pembuahan dan derajat penetasan telur, serta tingkat kelangsungan hidup larva... | id |