Menentukan titik isoelektrik protein biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L). De)
View/ Open
Date
1982Author
Erlina, Mei Dwi
T Soekarto, Soewarno
Machfud
Metadata
Show full item recordAbstract
Peranan kecipir secara komersil sebagai tanaman pangan belumlah penting, bila ditinjau dari segi ekonomi dan jumlah yang dikonsumsi. Di samping itu kecipir belum ditanam secara monokultur dan luas. Akan tetapi, ditinjau dari segi gizi biji kecipir dapat menyaingi tanaman sumber protein nabati yang lain. Komposisi kimia biji kecipir hampir sama dengan kedelai, bahkan kandungan protein dan karbohidrat dari biji kecipir lebih tinggi. Biji kecipir mengandung protein 29.8 37.4 persen, karbohidrat 28.0 31.6 persen, sedangkan lemaknya sebesar 15.0 20.4 persen.
Kecipir telah digunakan sebagai sumber protein nabati, terutama di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Di samping kadar proteinnya cukup tinggi, biji kecipir juga mengandung asam amino essensial walaupun tidak selengkap komposisi asam amino protein hewani, yaitu kaya akan asam amino lysin dan kurang akan asam amino yang mengandung sulfur. Oleh karena itu protein biji kecipir seperti halnya protein biji-bijian yang lain mutunya dianggap kurang baik.
Usaha untuk memperbaiki/mempertinggi mutu protein biji kecipir dapat dilakukan dengan membuat makanan biji-bijian yang di "pergizi". Biji-bijian yang di "pergizi" dapat dibuat dengan menambahkan protein consentrat, protein hidrolisat, "protein isolates" dari biji kecipir.