Simulasi Sistem Perancanaan Produksi Dan Pengendalian Pabrik Kertas P.N. Blabak
Abstract
Kondisi perekonomi yang sulit diduga merupakan suatu kendala yang harus diatasi oleh setiap industri. Cara-cara yang dapat ditempuh untuk pemecahan kendala tersebut adalah beroperasi secara lebih efisien dan efektif serta selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
Teknik simulasi mempunyai beberapa kelebihan dalam membantu menyelesaikan suatu permasalahan sistem yang kompleks. Sistem produksi adalah suatu sistem yang kompleks karena banyak faktor-faktor terkait di dalamnya dan mempunyai kebutuhan masing-masing. Pengaturan kelancaran sistem produksi tersebut perlu dilakukan perencanaan yang baik.
Pabrik Kertas PN. Blabak memproduksi 5 jenis produk yaitu kertas hvs, kertas stensil, kertas cover, karton warna serta karton bc. Rencana produksi untuk semua produk tersebut dilakukan hanya sampai rencana produksi bulanan dan tidak memperhitungkan subkontrak atau lembur. Tolok ukur rencana produks 1 yang terbaik adalah keuntungan rata-rata hasil simulasi yang maksimum. Dengan pemakaian hasil model prakiraan yang telah dikembangkan oleh Asep Kudri (1986) sebagai input simulasi untuk membangkitkan permintaan produk yang bersifat acak, serta diolan dengan model produksi, model kerusakan, model biaya dan model pilih, didapatkan hasil keuntungan rata-rata simulası yang maksimum pada faktor kebijakan persediaan pengaman sebesar 150 persen standar deviasi prakiraan permintaan yaitu sebesar 122 818 710 rupiah selama periode perencanaan untuk 6 bulan.
Pengendalian persediaan bahan baku dilakukan sebagai penJamin kelancaran produksi serta didapatkan biaya total persediaan bahan baku paling optimal. Teknik yang digunakan adalah BOQ (Economic Order Quantity) yang telah dikembangkan oleh Render dan Stair (1986). Bahan baku yang dikendalikan adalah bahan yang tergolong dalam klasifikasi A menurut analisa pareto atau klasifikasi ABC. Hasıl analisa pareto menunjukkan bahwa bahan yang tergolong klasifikasi A adalah Ketebon, pulp Kayu serta soda kaostik dengan nilai pemakaian berturut-turut 28.12 persen, 25.93 persen dan 22. 11 persen. Karakteristik persediaan masing-masing bahan tersebut berbeda-beda sesuai dengan proporsi penggunaannya….