Show simple item record

dc.contributor.advisorSamosir. D. J.
dc.contributor.advisorAmrullah, Ibnu Katsir
dc.contributor.authorKamarlis, Defnaldi
dc.date.accessioned2024-04-24T03:49:48Z
dc.date.available2024-04-24T03:49:48Z
dc.date.issued1983
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/147184
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Bagian Ilmu Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai tanggal 15 Pebruari 1983 sampai 7 April 1983. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perendaman dan perebusan biji kecipir terhadap dayagunanya sebagai bahan penyusun ransum ayam broiler yang dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan beberapa organ tubuh ayam ter- sebut. Penggunaan biji kecipir untuk menyusun ransum adalah sebanyak 25 prosen yang sebelumnya telah dikenakan perlakuan perendaman dan perebusan serta digiling. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial yang terdiri atas 2 faktor. Faktor A, perendaman yang mempunyai 3 taraf yaitu 0, 3 dan 6 jam. Faktor B, perebusan mempunyai 2 taraf yaitu 30 dan 45 menit. Dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan dan tiap perlakuan terdiri atas 2 ulangan yang masing-masing menggunakan 3 ekor ayam jantan dan 3 ekor ayam betina. Dalam penelitian ini digunakan ayam tipe pedaging CP 707 sebanyak 84 ekor, 42 ekor jantan dan 42 ekor betina. Selain itu, 2 kelompok diberi ransum komersil sebagai pembanding terhadap penggunaan ransum yang mengandung tepung biji kecipir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata akibat perlakuan yang diberikan tetapi lebih rendah dari pertumbuhan yang menggunakan ransum komersil. Perebusan mempengaruhi konsumsi ransum (P/0.05). Ransum yang mengandung biji kecipir yang telah direbus selama 45 menit lebih banyak dikonsumsi daripada yang direbus selama 30 menit. Konsumsi ransum terbanyak berasal dari ransum yang mengandung biji kecipir yang direndam selama 6 jam dan direbus selama 45 menit. Perendaman mempengaruhi konversi ransum (P/0.05). Perendaman selama 3 jam menghasilkan konversi ransum yang lebih baik daripada perendaman O dan 6 jam. Perendaman selama 3 jam dan perebusan selama 30 menit menghasilkan konversi ransum terbaik. Bobot kelenjar pankreas dan thyroid tidak berbeda nyata akibat perlakuan, tetapi jika dibandingkan dengan penggunaan ransum komersil kelenjar pankreas lebih besar dan kelenjar thyroid lebih kecil. Perlakuan dalam penelitian ini tidak dapat menghilangkan seluruh zat antinutrisi yang terdapat di dalam biji kecipir.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengaruh perendaman dan perebusan biji kecipir ( Psophocarpus tetragonolobus ( L. ) D.C ) terhadap dayagunanya sebagai bahan penyusun ransum ayam broilerid
dc.titlePengaruh perendaman dan perebusan biji kecipir ( Psophocarpus tetragonolobus ( L. ) D.C ) terhadap dayagunanya sebagai bahan penyusun ransum ayam broilerid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record