Pengaruh bangsa, jenis kelamin dan bagian tubuh domba terhadap produksi bulu domba dan persentase bulu hasil proses penyortiran dan pengeringan
View/ Open
Date
1996Author
Nuzanda, Ardo
Yamin, Mohamad
Duljaman, Maman
Metadata
Show full item recordAbstract
Bulu domba masih dianggap sebagai limbah. Apabila diolah dengan baik, maka limbah tersebut dapat dibuat sebagaikerajinan hiasan dinding dan lain-lain yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomis bulu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh bangsa, jenis kelamin dan bagian tubuh domba terhadap produksi bulu domba Priangan dan persilangan Merino.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Fapet IPB selama tiga bulan dari bulan Januari sampai bulan Maret 1996. Ternak yang digunakan sebanyak lima ekor domba jantan dan lima ekor domba betina persilangan Merino (persilangan antara domba Merino dengan domba Dorset) serta lima ekor domba jantan dan lima ekor domba betina Priangan. Alat yang digunakan adalah gunting cukur untuk mencukur bulu. Bulu yang diambil dari lima bagian tubuh domba yaitu leher, bahu, punggung, perut dan bagian belakang tubuh. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2x2x5 yang terdiri dari dua bangsa, dua jenis kelamin dan lima bagian tubuh.
Hasil dari penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa produksi bulu segar bangsa domba persilangan Merino lebih tinggi dibandingkan dengan domba Priangan (p<0,01). Pengaruh jenis kelamin domba terhadap berat segar bulu domba tidak ada pengaruh. Pengaruh bagian tubuh berbeda nyata (p<0,01) terhadap produksi berat segar bulu domba. Pengaruh bangsa, jenis kelamin dan bagian tubuh tidak
berpengaruh terhadap persentase bulu hasil sortir, tetapi pengaruh bangsa, jenis kelamin dan bagian tubuh berpengaruh terhadap persentase berat kering bulu (p<0,01).
Interaksi antara bangsa jenis kelamin dan bagian tubuh domba pada berat segar, persentase bulu hasil sortir
dan persentase berat kering bulu tidak ada pengaruhnya. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa produksi bulu domba persilangan Merino lebih tinggi dibandingkan dengan domba Priangan.