Hubungan Antara Bobot Badan, Lingkat Dada Dan Panjang Badan Sapi Bali Di Propinsi Dati I Bali
View/ Open
Date
1981Author
Sarasono, Ruri
Mansjoer, Sri Supraptini
Natasasmita, Sudjana
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa parameter dan perbedaan lokasi terhadap "performance" sapi Bali, disamping menggalakkan "recording" sifat-sifat yang terdapat pada sapi Bali. Penelitian ini menggunakan 461 ekor sapi Bali jantan dan 1141 ekor sapi Bali betina yang dilaksanakan di 6 kabupaten di Propinsi Dati I Bali mulai dari tahun 1977 sampai tahun 1979.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RK) dengan kabupaten sebagai kelompok dan umur sebagai perlakuan. Pada Uji statistik Sidik Ragam ternyata diperoleh hasil bahwa pengaruh bobot badan, lingkar dada dan panjang badan terhadap lokasi dan umur sangat berbeda nyata (P < 0.01).
Pertumbuhan bobot badan dan lingkar dada terpesat dicapai pada umur 1½ sampai 2 tahun, sedang pertumbuhan panjang badan terpesat dicapai pada umur 2 sampai 22 tahun untuk jantan dan 12 sampai 2 tahun untuk betina. Pada uji Beda Nyata Jujur (BNJ) diperoleh hasil bahwa perbedaan letak lokasi memberikan penampilan yang bervariasi (P 0.05), terutama pada lokasi (kabupaten) yang mewakili daerah sedang dan pantai untuk sapi-sapi yang berumur 4 tahun.
Uji keeratan hubungan (korelasi) memperlihatkan bahwa korelasi antara panjang badan dan lingkar dada sapi Bali jantan sebesar 0.9822. Untuk panjang badan dan bobot badan sebesar 0.9360 dan 0.9939 serta antara lingkar dada dan bobot badan sebesar 0.9400 dan 0.8992 masing-masing untuk sapi Bali jantan dan betina.
Hasil yang diperoleh dalam menduga bobot badan berdasarkan rumus Schoorl harus digandakan dengan 0.8499 dan 0.7944, masing-masing untuk sapi Bali jantan dan betina. Pendugaan bobot badan berdasarkan metoda Johnson hanya sesuai bila digunakan untuk sapi Bali yang telah dewasa (lebih dari 2 tahun),