Pemanfaatan Tinja Puyuh Sebagai Bahan Campuran Ransum Ayam Broiler dan Pengaruhnya Terhadap Persentase Bobot Karkas
View/ Open
Date
1983Author
Sriati
Hardjozsworo, Peni S.
Natasasmita, Sudjana
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan di Bagian Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, selama tujuh minggu yang berlangsung dari tanggal 8 Maret 1983 sampai 25 April 1983.
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh pemanfaatan tinja puyuh sebagai bahan campuran ransum ayam broiler terhadap persentase bobot karkas yang dihasilkan. Sebagai materi penelitian dipelihara 192 ayam broiler
strain Cobb mulai umur satu hari sampai tujuh minggu. Ayam dipelihara diatas serasah, dan dikelompokkan menjadi empat kelompok yang masing-masing menerima satu macam ransum. Setiap kelompok terdiri dari empat sub kelompok yang berfungsi sebagai ulangan. Dari setiap ulangan yang ter- diri dari 12 ekor diambil empat ekor untuk dilakukan pemotongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan Subsampling. Ransum yang diberikan adalah ransum kontrol (RA) tidak mengandung tinja puyuh, ransum yang terdiri dari 95 persen ransum kontrol + 5 persen tinja puyuh (RB), ransum yang terdiri ransum kontrol + 10 persen tinja yang terdiri dari 85 persen tinja puyuh (RD). Hasil penelitian dari 90 persen puyuh (RC). dan ransum ransum kontrol+ 15 persen
ini menunjukkan bahwa tingkat pemberian tinja puyuh dalam ransum ayam broiler tidak berpengaruh nyata terhadap bobot hidup, persentase bobot "dressed" karkas, hati, rempela, karkas hati dan rempela serta hasil ikutan. Rata-rata bobot hidup dari ayam yang menerima RA, RB, RC dan RD secara berurutan adalah 1 312, 1 329, 1 322 dan 1 435 gram, dengan persentase bobot karkas 71.74, 71.46, 70.76 dan 70.03 persen. Walaupun secara statistik tidak berbeda nyata, tetapi dengan semakin meningkatnya kadar tinja puyuh dalam ransum akan menurunkan persentase "dressed", karkas, hati serta karkas hati dan rempela. Sedangkan persentase bobot darah, bulu dan rempela meningkat dengan semakin tingginya kadar tinja dalam ransum.