Nilai nutrisi ogrea (Campuran onggok yang difermentasi dengan Aspergillus niger dan urea) pada ruminansia
Abstract
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, selama enam bulan mulai awal Agustus 1988 sampai dengan awal Februari 1989.
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penggunaan onggok dan urea dalam ransum ruminan sia, dan bertujuan untuk mengetahui (1) Faedah fermentasi dengan A. niger dalam meningkatkan kualitas nutrisi onggok, (2) Formula dan nilai nutrisi OGREA (onggok dan urea) yang merupakan pakan berbentuk pellet dengan bahan baku utama onggok yang difermentasi dengan A. niger (OF), urea (U) dan daun ubi kayu (DUK). Penelitian ini terdiri dari tiga perco baan; Dua percobaan pertama bertujuan menggali informasi dasar dan dilanjutkan dengan percobaan tiga yang menguji nilai nutrisi OGREA dan kelayakan pemberiannya pada ternak ditinjau dari kadar urea darah yang merupakan indikator keracunan urea. Dalam percobaan 1, dipelajari tentang pengaruh lama fermentesi dengan A. niger terhadap fermentabilitas onggok dalam rumen. Onggok difermentasi dalam 4 waktu, yaitu 3, 6 dan 9 hari lalu setelah itu, kualitasnya diuji dengan melihat fermentabilitasnya dalam rumen in vitro. Diperoleh hasil bahwa (1) Fermentasi A. niger meningkatkan fermentabilitas onggok dimana ketersediaan VFA dapat meningkat (P<0.05) namun (2) peningkatan tersebut tergantung pada lama fermentasi, di mana hubungan kadar UFA (Y, mM) dengan lama fermentasi (X, hari) bersifat kuadratik sebagai berikut: Y = 120.499 + 16.972 X 1.991 X dan (3) Lama fermentasi yang optimal adalah 4 hari.
Dalam percobaan 2, bertujuan untuk mendapatkan formula OGREA yang tepat. Untuk itu dibuat 4 macam formulasi OGREA. Keempat macam susunan tersebut adalah: A = (OF = 82%, U = 0%); B (DF 79%, U = 3%); C (OF = 76%, U = 6%), formula lainnya menggunakan onggok tanpa fermentasi dengan A. niger (OTF), yaitu D (OTF = 79%, U = 3%).
Keempat formula menggunakan DUK dan Vitamin-Mineral (VM) dalam jumlah yang sama, yaitu masing-masing 8 dan 4%. Susunan campuran ini diuji kualitasnya dengan teknik pengkajian metabolisme rumen in vitro. Diperoleh hasil bahwa, kadar VFA, N-NH3 dan protein endapan dari masing-masing formula adalah: A = 108.50 mm, 0.432 mm, 24.996 mg/tab; B = 111.25 mm, 13.762 mm, 33.722 mg/tab; underline c = 122.75mm , 26.56 mm, 60.479 mg/tab dan D = 110.27 mm, 19.271 mm, 49.123 mg/tab. Dapat disimpulkan bahwa (1) Penggunaan OF dapat menghindari akumulasi N-NH3 dalam rumen dan dapat meningkatkan ketersediaan protein bagi hewan induk semang dibanding dengan penggunaan OTF, (2) untuk mendukung produksi mikroba rumen, OF dapat dipadukan dengan urea dalam jumlah lebih banyak dibandingkan OTF dan (3) penggunaan DF dalam OGREA akan lebih baik, jika disertai urea >3%.
Percobaan 3, bertujuan untuk melihat toleransi kambing bila diberi OGREA. Dua macam formula OGREA masing-masing I (OF = 76%, U = 3% ) dan II OF = 73% U = 6% ) , sedangkan bahan OGREA lainnya adalah sama untuk keduanya, yaitu DUK 17% dan VM = 4%. Uji coba dilaksanakan dengan cara meng- kombinasikan kedua jenis OGREA dengan makanan komersial (KPS Feed). Untuk itu. disusun 4 perlakuan berupa perbedaan jenis konsentrat, yaitu A (OGREA I = 100%), B (OGREA I = 50%, KPS Feed = 50%), C (KPS Feed = 100%) dan D (OGREA II = 50% KPS Feed 50%). Konsentrat diberikan sebanyak 200 g/ekor/hari. Contoh cairan rumen dan plasma darah kambing diambil paca saat sebelum serta 2 dan 4 jam sete lah diberi makan konsentart. Lalu dilakukan analisis kadar VFA dan N-NH, rumen dan urea darah. Diperoleh hasil bahwa, kambing tidak mengalami keracunan urea dan kadar urea darah dalam kisaran normal. Tingkat urea yang optimal dalam OGREA dapat berkisar 3-6%.