Produksi kelinci muda potongan berdasarkan pola warna
View/ Open
Date
1998Author
Cahyono, Heri
Herman, Rachmat
Duljaman, Maman
Metadata
Show full item recordAbstract
Pola warna merupakan salah satu faktor yang produksi daging, karena secara genetik pola warna yang berbeda memiliki kadar tirosin dalam kulit yang berbeda. Tirosin bermanfaat untuk pertumbuhan dan respirasi sel, serta merupakan bahan pembentuk melanin (pigmen warna).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pola warna terhadap beberapa aspek produksi, yaitu bobot lahir, bobot hidup pada umur tiga minggu. bobot sapih, waktu yang diperlukan untuk mencapai bobot potong, pertambahan bobot hidup dan konversi pakan pada produksi kelinci muda potong (fiver).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapangan Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Temak yang digunakan delapan ekor induk dengan bobot hidup antara 1800 sampai 2800 g beserta 47 ekor anak yang dihasilkannya.
Perlakuan yang diberikan adalah membedakan pola warna sesuai dengan pola warna anak kelinci yang diamati, yaitu coklat, hitam, Dutch, English Spot dan New Zealand White (putih). Rumput, pakan penguat (ransum broiler grower) dan air diberikan secara ad libitum. Parameter yang diukur adalah "litter size", bobot lahir. "litter size" sapih, bobot sapih, pertambahan bobot hidup, bobot potong, waktu untuk mencapai bobot potong dan konversi pakan, Rancangan Percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Hasilnya menunjukkan bahwa pola warna tidak berpengaruh nyata terhadap
bobot lahir dan bobot sapih, berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap bobot hidup pada umur tiga minggu, waktu untuk mencapai bobot potong dan pertambahan bobot harian pra sapih dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot hidup harian dan konversi pakan. Pola warna coklat memiliki bobot hidup pada umur tiga minggu, bobot sapih dan pertambahan bobot hidup harian pra sapih yang nyata (P<t),05) lebih tinggi dari Dutch, dan memiliki pertambahan bobot hidup harian yang sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari Ducth dan hitam, sedangkan waktu untuk mencapai bobot potong Ducth nyata (P<0,05) lebih lama dari coklat, English Spot dan New Zealand White. Pola warna coklat sangat nyata (P<0,01) lebih efisien
menggunakan pakan dibandingkan dengan hitam dan New Zealand White (putih). Pola warna perlu diperhatikan untuk menentukan kelinci yang akan dipelihara, khususnya untuk penggemukkan. Berdasarkan penelitian ini, pola warna coklat memiliki pengaruh yang paling baik diantara keempat pola warna lain yang diamati.