Perbandingan produksi dan kualitas telur itik tegal dan Mojosari serta heterosis persilangannya yang dipelihara secara intensip
View/ Open
Date
1997Author
Niningsih, Agung
Noor, Ronny Rachman
Prasetyo, L.Hardi
Metadata
Show full item recordAbstract
Ternak itik adalah unggas air yang berperan sebagai penghasil telur dan daging. Sampai saat ini perhatian terhadap itik terutama itik lokal masih sangat kurang. Sekitar 80% dari populasinya, itik masih dipelihara secara tradisional sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu, pemerintah menggalakkan pengembangan itik secara intensif yaitu pemeliharaan itik dengan dikandangkan dan diberi makan serta minum. Pengembangan ini mengakibatkan biaya pemeliharaan menjadi lebih besar dibanding sistem tradisional, maka untuk menekan biaya tersebut diperlukan itik-itik unggul yang memiliki produktivitas dan kualitas produksi yang tinggi.
Pemerolehan bibit unggul dapat dilakukan dengan seleksi genetis atau perkawinan silang. Pada penelitian ini dilakukan perkawinan silang timbal balik antara itik Tegal dan Mojosari dengan tujuan untuk memperoleh rata-rata itik silangan yang sifatnya lebih unggul dari rata-rata kedua tetuanya dan menentukan kelompok itik silangan terbaik dari kedua silangan yang dihasilkan, dilihat dari sifat produksi dan kualitas telurnya sehingga dapat digunakan sebagai bibit unggul.
Penelitian ini dilakukan di Kandang Percobaan, Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor. Itik yang digunakan adalah itik hasil silangan F1 antara itik Tegal dengan Mojosari yang berjenis TT (hasil perkawinan itik Tegal jantan dengan Tegal betina), TM (hasil persilangan itik Tegal jantan dengan Mojosari betina), MT (hasil persilangan itik Mojosari jentan dengan Tegal betina) dan MM (hasil perkawinan itik Mojosari jantan dengan Mojosari betina), masing-masing berjumlah 40, 46, 42 dan 44 ekor, dipelihara secara intensif dengan kandang individu, diberi ransum berkadar protein 14% dan energi 2.100Kkal/Kg serta minum dengan pemberian tidak dibatasi (ad libitum).
Sifat-sifat yang diamati adalah umur pertama bertelur (UPB), berat telur pertama (BTP), jumlah telur selama satu tahun produksi (68 minggu) dan kualitas telur selama itik umur 75 sampai 79 minggu. Rancangan statistik yang digunakan. adalah rancangan acak lengkap (RAL). Data dianalisa dengan analisis ragam dan uji beda terkecil.
Hasil yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan pemeliharaan intensif dengan ränsum tersebut, sifat produksi dan kualitas telur itik hasil persilangan tidak menünjukkan peningkatan (nilai heterosisnya negatif).