| dc.description.abstract | Itik Tegal merupakan salah satu species unggas yang cukup potensial untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Perkembangan usaha pemeliharaan itik di Indonesia sampai saat ini telah mengalami kemajuan, meskipun pada umumnya masih dilakukan secara tradisional.
Penelitian ini dilakukan di Peternakan Bapak Kartika Wijaya, di Desa Tonjong, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Penelitian berlangsung selama enam minggu. Ternak yang digunakan adalah Itik Tegal betina berumur 10 bulan, dengan jumlah 270 ekor. Itik Tegal tersebut dibeli saat berumur 20 minggu dari PT Trubus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat kepadatan kandang yang berbeda terhadap beberapa parameter pengamatan yaitu produksi telur
duck-day, bobot telur, konsumsi ransum, konversi ransum dam tingkat kematian. Tingkat kepadatan kandang yang digunakan dalam penelitian adalah 4 ekor/m² (P1), 6 ekor/m² (P2) dan 8 ekor/m² (P3).
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang
terdiri dari tiga macam perlakuan dengan enam ulangan. Untuk melihat pengaruh
perlakuan terhadap peubah yang diukur digunakan Analisis Sidik Ragam. Untuk
menguji perbedaan antar perlakuan digunakan Uji Duncan. Parameter yang diukur adalah Produksi telur duck-day, massa telur, berat telur per butir, konsumsi ransum, konversi ransum dan tingkat kematian.
Hasil penelitian tingkat kepadatan kandang dalam berbagai kepadatan P1, P2 dan P3, produksi telur duck-day, konversi ransum dan tingkat kematian selama penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, produksi yang paling tinggi terdapat pada perlakuan P, yaitu sebesar 29,96% dengan angka konversi yang paling rendah yaitu 8,17. Massa telur menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) sedangkan berat telur per butir tidak berbeda nyata, yaitu dengan berat yang paling tinggi sebesar 65,91 g pada perlakuan P3. Rataan konsumsi ransum per ekor per hari selama penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05), yang paling rendah pada perlakuan P3 sebesar 138,80 g Tingkat kematian pada semua perlakuan selama penelitian sebesar 0,37%. | id |